Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta kepada perembes gula rafinasi ke pasar konsumsi ditindak tegas.
“Rembesan dari industri makanan dan minuman yang harusnya tidak boleh ke pasar konsumsi bocor sebesar 300.000 ton sampai 500.000 ton. Kita minta kepada kepolisian jangan hanya disita atau industrinya ditutup, tetapi ditahan,” ujarnya di Jakarta pada Senin (6/11/2017).
Enggar mengaku gerah menghadapi kebocoran gula rafinasi. Pihaknya menyerahkan secara penuh proses penyidikan kepada kepolisian.
Pekan lalu penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menemukan praktik penyimpangan distribusi gula rafinasi yang dilakukan oleh PT Crown Pratama.
Perseroan diduga mengemas gula rafinasi dalam bentuk sachet untuk kemudian didistribusikan ke hotel mewah dan restoran di Jakarta.
Dalam penggeledahan yang dilakukan, penyidik menyita 20 karung gula rafinasi dengan bobot tiap karungnya 50 kilogram (kg) dan 82.500 sachet siap konsumsi.
Berdasarkan keterangan penyidik, gula rafinasi dijual ke pengelola hotel dan kafe per sachet dengan harga Rp130. Hasil penyelidikan menemukan perseroan menjual rafinasi kemasan sachet ke 56 hotel.
Kemendag mengklaim setiap tahunnya terdapat 200.000-300.000 ton gula rafinasi yang merembes ke pasar ritel. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan skema lelang gula rafinasi yang salah satu tujuannya mengurangi rembesan ke pasar konsumsi.