Bisnis.com, KUPANG—Empat wilayah di Nusa Tenggara Timur, yaitu Kabupaten Kupang dan Malaka di Pulau Timor serta Kabupaten Ende dan Nagekeo di Pulau Flores akan menjadi sentra produksi garam.
Kepala Dinas Perindustrian Nusa Tenggara Timur Obaldus Toda mengatakan empat wilayah ini memiliki posisi yang sangat strategis untuk pengembangan produksi garam dengan luas lahan mencapai ratusan hektare.
Dua wilayah sentra garam yang sudah berproduksi terletak di Bipolo, Kabupaten Kupang yang dikelola PT Garam dan di Mbay Kabupaten Nagekeo yang dikelola swasta.
Produksi garam Bipolo memiliki potensi lahan hingga 4.000 hektare. Adapun, produksi di Mbay juga sudah berjalan dengan lahan seluas 50 hektare dari total ratusan hektare.
"Wilayah-wilayah potensial ini yang dipersiapkan dan dikembangkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam program swasembada garam secara nasional," katanya.
Dalam 2 tahun terakhir, wilayah NTT diarahkan untuk sentra produksi garam karena potensi lahan yang mencapai 60.000 hektare.
"Kami terus didorong menjadi pilar produksi garam nasional karena didukung kondisi cuaca yang baik, wilayah pantai dan laut yang luas dan bersih," katanya.
Selain memenuhi permintaan nasional, produksi garam di wilayah ini juga menjadi pemasok bagi kebutuhan lokal. Produksi garam konsumsi dikembangkan di hampir semua kabupaten provinsi ini dengan lahan produksi seluas 5 hektare hingga 10 hektare.