Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membidik volume ekspor jagung sebanyak 300.000 ton sepanjang 2018. Sepertiga volume ekspor bakal disumbang lima wilayah administratif di Pulau Sumbawa.
Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi mengatakan target ekspor jagung ditetapkan berdasarkan tren produksi dalam tujuh tahun terakhir. Dia menambahkan, saat ini salah satu wilayah NTB yang menjadi lumbung jagung adalah Sumbawa. "Jadi tidak salah Kementerian Pertanian memilih Sumbawa sebagai tempat pengiriman jagung ke Filipina," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (20/3/2018).
Untuk tahap awal, pengapalan ekspor perdana ke Filipina dilakukan hari ini di Pelabuhan Badas sebanyak 11.500 ton. Manager PT Pelindo III (Persero) Pelabuhan Badas, Wahyu Wirawan mengatakan pihaknya sudah melakukan persiapan sejak lima hari sebelum pengapalan.
Ekspor jagung perdana ke Filipina dari Pelabuhan Badas diangkut dua kapal, yakni MV Sea Dragon dan MV Royal 16 dengan masing-masing kapasitas 6.600 ton dan 4.900 ton. Wahyu menyebut, berat muatan dipastikan akurat karena Pelabuhan Badas memiliki fasilitas jembatna timbang. "Pelindo III juga memastikan kelancaran layanan antrean truk-truk pengangkut jagung tersebut," ujarnya.
Dia mengungkapkan, wilayah Nusa Tenggara yang menjadi cakupan wilayah kerja perseroan memiliki potensi hasil bumi yang melimpah. Namun, potensi tersebut belum bisa dioptimalkan karena jaringan infrastruktur transportasi yang belum memadai.
Oleh karena itu, Pelindo III secara khusus mulai mengembangkan infrastruktur pelabuhan di Nusa tenggara, antara lain pembangunan 11 terminal penumpang yang mana 4 terminal diharapkan rampung tahun ini. Pelindo III bakal mengembangkan kapasitas Pelabuhan Waingapu guna mendukung industri gula dan perkebunan tebu di Pulau Sumba.