Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan impor bahan baku berupa prime steel billet terjadi seiring dengan peningkatan permintaan baja domestik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2018 impor komoditas prime steel billets tercatat senilai US$65 juta atau naik US$34,5 juta dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Purwono Widodo, Ketua Cluster Flat Product Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (IISIA) yang juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., mengatakan permintaan baja meningkat seiring dengan pelaksanaan proyek-proyek pemerintah.
"Terutama untuk baja tulangan dan profil. Faktor lain adalah harga billet yang mulai normal dan alokasi ekspor mulai kembali dari China," ujarnya Senin (16/4/2018).
Krakatau Steel sendiri masih mengalami kenaikan permintaan hingga akhir kuartal I/2018. Sepanjang kuartal pertama, terutama pada Maret 2018, permintaan masih kuat meskipun harga baja mengalami peningkatan.
Hal tersebut salah satunya disebabkan karena Pemerintah China memangkas alokasi ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seiring perbaikan ekonomi dan penutupan pabrik baja yang tidak ramah lingkungan.
Kendati demikian, Purwono memperkirakan konsumsi baja melemah pada kuartal selanjutnya. Permintaan pada kuartal II, lanjutnya, akan dipengaruhi penurunan aktivitas bisnis sepanjang puasa dan Lebaran.
Dia berharap permintaan baja domestik akan kembali terangkat setelah Lebaran karena pengerjaan proyek-proyek baru, seperti proyek pembangunan pipa distribusi migas hulu dan hilir serta proyek infrastruktur lainnya, dimulai kembali.
"Secara umum kami masih optimis prospek bisnis baja pada 2018 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu," katanya.