Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan akan melakukan penetrasi ke seluruh pasar di berbagai daerah untuk melakukan stabilisasi pasar menjelasng puasa dan Lebaran. Selain itu, sejak awal April, kementerian turun ke pasar di 34 provinsi Indonesia untuk memantau langsung stabilisasi harga komoditas pangan pokok.
“Kami akan melakukan penetrasi pasar untuk stabilisasi bahan pokok di daerah,” kata Tjahya Widayanti, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan kepada Bisnis.
Sebelumya Tjahya mengaku pemerintah akan menyiapkan pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasar guna menekan harga agar tidak semakin tinggi. Pihaknya juga bakal melibatkan Perum Bulog untuk membantu distribusi bahan pokok ke pasar.
"Kami minta kepada distributor untuk membanjiri pasar dengan margin keuntungan yang wajar," kata Tjahya.
Adapun pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat harga beras medium sebesar Rp11.900 per kilogram pada 24 April, sama seperti satu hari sebelumnya. Cabai merah juga meninggi Rp100 menjadi Rp37.700 per kilogram dibanding 23 April.
Komoditas daging ayam ras mencapai Rp34.150 per kilogram, naik Rp50 dibanding hari sebelumnya. Sementara komoditas bawang putih seharga Rp34.450 per kilogram, turun Rp50 dari satu hari lalu. Lain lagi dengan harga telur ayam Rp23.800 per kilogram atau sama seperti satu hari sebelumnya.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan komoditas cabai yang paling banyak mengalami kenaikan yakni cabai TW atau cabai merah besar mencapai rata-rata Rp60.000 per kilogram. Padahal normal cabai jenis itu Rp35.000 per kilogram. Harga ini disebut telah mengalami kenaikan akibat produksi yang tidak sebanding dengan permintaannya.
Dia memaparkan harga komoditas rata-rata seperti cabai rawit dijual a relatif tinggi Rp41.000 per kilogram. Bawang putih seharga Rp37.000 per kilogram, daging ayam Rp35.000 per kilogram, dan telur ayam rata-rata Rp24.000 per kilogram.
“Komoditas tersebut memang sering kali naik menjelang puasa bersama minyak goreng dan gula pasir. Kenaikan harga bisa disebabkan oleh tiga faktor, yakni cuaca buruk, peningkatan permintaan dan penurunan produksi atau selesainya masa panen,” katanya.