Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berusaha menembus pasar timur tengah atau negara dengan mayoritas penduduk muslim dengan mengandalkan sertifikasi halal.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan pasar di Timur Tengah dan negara-negara mayoritas muslim mendapatkan permintaan global untuk produk bersertifikasi halal.
"Pelaku usaha juga harus puunya kemampuan membaca peluang dunia, jika kita cermati permintaan global masih cukup besar salah satunya adalah pasar di Timur Tengah dan negara-negara mayoritas muslim untuk produk bersertifikasi halal," katanya pada Selasa, (24/4).
Produsen lokal, katanya, berpeluang untuk menembus pasar timur tengah karena ada beberapa penyakit di eropa. Dia berharap daya saing produk unggas lokal bisa bersaing di luar negeri dengan bekerjasama bersama universitas agar bisa menghasilkan produk yang murah tanpa mengurangi kualitas.
“jangan sampai membawa penyakit flu burung ke sana karena ini soal trust dengan negara lain, sekali kita ternoda oleh penyakit habis kepercayaan itu dan kita tidak bisa ekpor lagi,” tegasnya.
Berdasarkan data dari BPS, pencapaian nilai ekspor komoditas subsektor peternakan 2017 mengalami peningkatan sebesar 14,85% dibandingkan 2016. Nilai ekspor $623,9 juta atau setara dengan Rp8,5 triliyun.
Kontribusi volume ekspor 2017 untuk subsektor peternakan merupakan yang terbesar pada kelompok hasil ternak, yakni sebesar 64,07%. Salah satunya adalah daging ayam. Negara tujuan ekspor subsektor peternakan terbanyak adalah Hongkong (23,10%) dan China (21,96%). Sejauh ini, secara keseluruhan peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.
Secara khusus, ekspor daging ayam tahun 2017 mencapai sebesar 325 ton, meningkat 1.800% dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39% dibanding 2016. Secara umum, sub sektor peternakan Indonesia turut meningkatkan ekonomi negara. Selama 2015-2017 misalnya, rata-rata pertumbuhan volume ekspor mencapai 8,16%, dan nilai ekspornya sebesar 18,69%.