Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengatakan bahwa penanganan masalah stunting akan menjadi salah satu fokus pemanfaatan dana desa.
Stuning adalah kondisi di mana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibandingkan dengan tinggi orang lain seusia pada umumnya. Penyebab stunting adalah kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir, tetapi stunting baru tampak setelah anak berusia 2 tahun.
"Saat ini, dana desa juga difokuskan untuk menangani masalah stunting. Sedikitnya 30% anak Indonesia berpotensi stunting," ujar Menteri Desa seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (5/6/2018).
Dana Desa 2018 yang dialokasikan pemerintah pusat sebesar Rp60 triliun yang disalurkan dari pemerintah kepada desa melalui pemerintah daerah kabupaten/Kota. Dalam penggunaan Dana Desa ini wajib dilakukan secara padat Karya Tunai di Desa (PKTD).
Tahun ini, Kemendes memasuki tahun keempat dalam mengemban amanat Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014. Desa diklaim telah mengalami kemajuan signifikan berkat dana desa.
Pada awalnya, katanya, pengelolaan dana desa tidak mencapai yang diinginkan. Pada 2015, dana desa digulirkan Rp20 triliun dan hanya terserap 82%. Walau begitu, dikatakan Mendes PDTT, Presiden Joko Widodo tetap komitmen untuk membangun dari desa.
Baca Juga
Terbukti, setahun kemudian dana desa ditingkatkan dua kali lipat, dan penyerapan bisa mencapai 96%. Hal ini lantaran Kemendes PDTT telah melakukan banyak hal, termasuk meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan desa untuk masa depan.
Dikemukakannya, peran para tokoh dan penggiat desa sangat penting, dalam upaya mendorong keberhasilan pembangunan desa. "Kalau tidak ada dukungan dari para tokoh dan penggiat desa, kami tidak ada apa-apanya," ujarnya.
Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi mengatakan, para penggiat desa merupakan aktor penggerak seluruh komponen desa sehingga mampu berjalan beriringan. Sehingga, seluruh program yang ditawarkan pihaknya selalu mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
"Kami berharap diadakannya silaturahim ini bisa semakin meneguhkan komitmen bersama. Untuk terwujudnya desa yang maju, sejahtera, dan mandiri." kata Anwar Sanusi selaku ketua panitia acara Silaturahim dan Buka Puasa Bersama di Gedung Makarti Muktitama, Kemendes PDTT, Jakarta Selatan, Selasa (5/6/2018), malam.
Hadir pada acara tersebut sejumlah pembicara seperti Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, akademisi UIN Yogyakarta Abdul Rozaki, Ketua Komisi V DPR RI Faris Djemy Francis, Ninuk Mardiana P, dan pengurus Lakpesdam PBNU Ulfi Ulfiah.