Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asita: Banyak Wisatawan RI Tunda Perjalanan Imbas Konflik Thailand-Kamboja

Asita menyebut konflik Thailand-Kamboja membuat 10% wisatawan Indonesia menunda perjalanannya.
Suasana area kedatangan bandara yang memperlihkan penumpang menuju loket imigrasi./Kementerian Imigrasi dan PAS
Suasana area kedatangan bandara yang memperlihkan penumpang menuju loket imigrasi./Kementerian Imigrasi dan PAS

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengungkapkan, konflik yang terjadi antara Thailand dan Kamboja sempat membuat sejumlah wisatawan asal Indonesia menunda rencana perjalanannya ke dua negara tersebut.

Sekretaris Jenderal Asita Budijanto Ardiansjah mengatakan, adanya konflik antara Thailand dan Kamboja telah memicu kekhawatiran sejumlah rombongan wisatawan Indonesia yang ingin melakukan perjalanan, utamanya ke Thailand.

“Saya dengar ada beberapa rombongan yang juga pending ya, bukan batal, tapi pending dulu kunjungan mereka karena ada kekhawatiran terhadap konflik antara Thailand dan Kamboja yang makin memanas,” kata Budijanto kepada Bisnis, Rabu (30/7/2025).

Meski menimbulkan kekhawatiran, dia menyebut hanya sebagian kecil wisatawan asal Indonesia yang memilih untuk menunda perjalanannya ke Thailand dan Kamboja. Pasalnya, destinasi tujuan para wisatawan masih sebatas Bangkok, Pattaya, Phuket, dan Hat Yai. 

Jika dilihat menurut persentase, rombongan wisatawan yang menunda perjalanan imbas konflik ini hanya sekitar 10%. 

“10% maksudnya begini. Kalau misalnya bulan ini katakanlah ada 50 grup wisatawan yang masuk ke Thailand dari Indonesia, mungkin hanya 5 grup yang pending,” tuturnya.

Dia juga menyebut, belum ada informasi terkait kerugian yang dialami asosiasi perjalanan, imbas adanya penundaan perjalanan. “Itu hanya pending sementara ya. Jadi mereka tetap berangkat lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Asita juga belum melihat adanya penurunan kunjungan wisman asal Thailand dan Kamboja ke Indonesia, sepanjang konflik ini berlangsung.

Di sisi lain, Budijanto menilai, situasi saat ini dapat dimanfaatkan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang lebih aman dan stabil dari Thailand.

Menurutnya, ini merupakan kesempatan Indonesia untuk mengambil wisatawan mancanegara yang ingin berlibur ke Thailand. Apalagi, Indonesia dan Thailand dari sisi lokasi dan budaya tidak jauh berbeda.

Pada 2024, dia mengungkap bahwa Thailand berhasil mendatangkan sekitar 35 juta kunjungan wisman ke negaranya. Jumlah tersebut sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia yang hanya mampu menarik sebanyak 13,90 juta kunjungan di 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Misalnya kita bisa ‘mengambil keuntungan’ daripada situasi ini, harusnya wisatawan-wisatawan yang masuk ke Thailand itu bisa lah ya, senggol-senggol dikit lah ke Indonesia,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro