Bisnis.com, JAKARTA - Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yang pernah menjabat sebagai pejabat ekonomi di berbagai periode pemerintahan, memaparkan perbedaan strategi ekonomi pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Darmin yang pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pejabat Kementerian Keuangan di masa pemerintahan sebelumnya menyatakan pemerintahan Presiden Jokowi menyeimbangkan sisi permintaan (demand side) dan penawaran (supply side).
"Dalam demand side itu yang diutak-atik moneter saja. Tapi, supply side itu membangun infrastruktur, membangun sumber daya manusia, dan persoalan pertanahan," kata Darmin dalam konferensi pers pemaparan 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Sekretariat Kabinet, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Darmin yang kini berusia 70 tahun atau salah satu menteri yang paling senior di Kabinet Kerja menyatakan apabila kedua sisi yaitu permintaan dan penawaran seimbang maka kemajuan suatu bangsa terwujud dalam transformasi struktural.
"Begitu dia seimbang (antara sisi permintaan dan penawaran), kita sebenarnya ada pada satu titik kita siap melakukan transformasi ekonomi tanpa harus memindahkan orang dari pertanian ke industri," papar Darmin.
Dengan demikian, menurutnya, kebijakan pemerintah tersebut diharapkan dapat mentransformasikan kegiatan pertanian yang lebih bersifat subsisten menjadi komersial karena keberadaan infrastruktur.
"Transformasi ekonomi adalah kata kunci dari kemajuan dalam bidang ekonomi," kata Darmin yang meraih gelar master dan doktor di Prancis tersebut.