Bisnis.com, JAKARTA—Pembelian IBM atas Red Hat Inc. senilaii US$33 miliar, atau kesepakatan teknologi terbesar kedua di dunia, diharapkan dapat mendorong IBM menjadi kompetitor perangkat lunak komputasi awan yang layak diperhitungkan.
Kesepakatan tunai terbesar yang dilakukan oleh IBM tersebut diharapkan dapat menaikkan kualitfikasi perusahaan raksasa layanan komputer berusia 107 tahun tersebut di dalam pasar komputasi awan yang pertumbuhannya sangat cepat dan menguntungkan.
Sebelumnya, IBM dinilai sangat lamban mengadopsi teknologi yang berkaitan dengan awan dan kini akhirnya harus mengejar ketertinggalan jauh dari Amazon.comInc. dan Microsotf Corp. di dalam menyediakan layanan komputasi dan perangkat lunak lainnya lewat internet. Saham IBM pun telah merosot pada perdagangan premarket di AS.
“Akuisisi Red Hat adalah pergantian permainan. Ha ini akan mengubah segalanya di pasar awan,” kata Ginni Rometty, Direktur dan CEO International Business Machines (IBM) Corp. lewat pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Senin (29/10/2018).
Adapun IBM telah menderita penurunan nilai usaha selama hampir sekuartal sejak Rometty (61) mengambil posisi sebagai CEO IBM pada 2012.
Kendati beberapa penyebabnya berasal dari divestasi, sebagian besar penurunan tersebut juga disebabkan oleh berkurangnya penjualan perangkat keras, perangkat lunak, dan penawaran layanan dari IBM seiring dengan perusahaan yang kesulitan berkompetisi dengan perusahaan teknologi yang masih baru.
Rometty pun telah berupaya membawa IBM untuk memodernisasi bisnisnya, seperti melebarkan sayap ke sektor pengembangan awan, Artificial Intelligence (AI), dan keamanan perangkat lunak, walaupun sejauh ini masih belum memperlihatkan hasil yang konsisten.
Adapun saham IBM melemah sekitar 5% pada awal perdagangan Senin (29/10/2018) di AS. Selama tahun berajalan, saham IBM telah anjlok 19%, dengan nilai perusahaan sebesar US$114 miliar.
Dalam laporan pendapatan kuartal III/2018, IBM juga mengecewakan investor yang selama ini mengharapkan adanya kemajuan di area yang selama enam tahun terakhir telah mengalami penurunan penjualan.
Menurut Jim Suva, analis di Citigroup Research, kesepakatan IBM dengan Red Hat dapat memberikan sinyal kepada investor bahwa IBM masih belum berada di posisi yang bagus dalam pasar awan seperti yang diklaimnya.
“Kami memperkirakan skeptimisme investor terhadap kesepakatan [dengan Red Hat], mengingat pesan IBM yang menyampaikan bahwa perusahaan berada di jalur transformasi,” ujarnya.
Adapun investor IBM telah lebih tidak sabar karena saham IBM telah turun 31% sejak lima tahun lalu. Bahkan Warren Buffet pun secara virtual menyerah dengan IBM pada tahun lalu. Perusahaannya, Berkshire Hathaway Inc. telah memangkas kepemilikannya di IBM sebesar 94% an menambah investasinya ke Apple Inc.