Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menyebutkan ada empat calon investor yang akan berinvestasi pada usaha budi daya tanaman jagung untuk mendukung penyerapan produksi petani dan mewujudkan stabilisasi harga.
"Dengan semakin kondusifnya bisnis perjagungan ini, petani jagung ada jaminan pasar karena bisa langsung dibeli, peternak bisa dapat harga stabil," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro di Jakarta, Senin (5/11/2018).
Ia menyebutkan bahwa Kementan tengah memfasilitasi perizinan terhadap empat perusahaan. Adapun bentuk investasi budi daya tanaman jagung ini dilakukan dengan sistem kemitraan dengan kebun rakyat (plasma).
Lokasi kemitraan tersebut antara lain berada di Banggai (Sulawesi Tengah) seluas 20.000 hektare dan Kalimantan Timur 10.000 hektare.
"Yang di Banggai itu 20 ribu hektare, 30 persen atau 5.000 hektare adalah lahan inti, sedangkan 15 ribu hektare lahan plasma. Sementara di Kalimantan Timue 2.500 hektare lahan inti dan 7.500 hektare lahan plasma," kata dia.
Sementara itu, investor lain akan melakukan "joint venture" dengan perusahaan Thailand untuk membuka lahan perkebunan jagung di Kalimantan Tengah seluas 300.000 hektare atau di Seram Barat seluas 20.000 hektare.
Syukur menjelaskan bahwa para investor pun sudah mengetahui kondisi lokasi produksi yang tersebar di bergaia wilayah, sementara di sisi lain, beberapa pabrik pakan tidak berada di sentra produksi jagung.
Oleh karena itu, distribusi jagung masih menjadi kendala sehingga perlu dikembatani antara sentra produksi dengan pengguna agar biaya logistik tidak mengakibatkan gejolak harga.