Bisnis.com, JAKARTA--Konsorsium Pembangkit listrik Cirebon Power menyabet dua penghargaan atas keberhasilannya dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ramah lingkungan di Indonesia.
Cirebon Power meraih penghargaan The Best Pioneer In Utilization of Clean Coal Technology in The Country di ajang ASEAN Outsanding Engineering Achievement Award 2018 di Singapura pada 14 November 2018. Penghargaan yang diberikan oleh ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) ini untuk mengapresiasi terobosan PLTU 1x660MW Cirebon, yang menjadi pelopor penerapan teknologi batubara bersih.
Kemudian, perusahaan pembangkit listrik itu juga memenangkan penghargaan khusus The Best Environmentally Concerned Company, atau perusahan yang paling peduli pada kelestarian lingkungan, dalam ajang Indonesia Best Electricity Award 2018 di Jakarta, 15 November 2018. Dalam ajang ini, Cirebon Power dinilai terbukti berkomitmen tinggi dan sukses menjaga lingkungan sekitar dalam menjalankan pembangkit listriknya.
Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto mengatakan, penghargaan tersebut merupakan peneguhan dan apresiasi atas kerja keras perusahaan turut melestarikan lingkungan. Pengakuan-pengakuan itu, menurutnya, didapatkan dari kalangan masyarakat, akademisi, industri, pemerintah dan pihak internasional.
“Ini bukti kepedulian kami terhadap lingkungan. Jadi ini pengakuan dari kerja keras kita semua. Seluruh karyawan di Cirebon Power yang bersungguh-sungguh menjalankan values,” katanya, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (16/11/2018).
Tahun depan, Cirebon Power berkomitmen terus meningkatkan performanya. Heru berujar, kinerja dan standar operasi juga akan ditingkatkan. Hal ini untuk meningkatkan performa perusahaan dalam menjalankan pembangkit listrik tersebut.
Baca Juga
Cirebon Power merupakan konsorsium pembangkit listrik yang mengoperasikan PLTU Cirebon berkapasitas 660 MW sejak 2012. Pembangkit ini yang paling awal menerapkan teknologi super critical yang ramah lingkungan dibandingkan PLTU biasa. Perusahaan itu juga tengah membangun PLTU Cirebon Unit II dengan kapasitas 1.000 MW. Pembangkit yang ditargetkan beroperasi pada 2022 itu, akan menggunakan teknologi yang lebih maju dan bersih, yaitu Ultra Super Critical.
Sementara itu, pakar kelistrikan Supriadi Legino yang juga Rektor Sekolah Tinggi Teknik PLN mengapresiasi Cirebon Power yang telah terbukti menekan emisi hingga jauh di bawah standar nasional.
"Mulai dari teknologi sudah jelas ramah lingkungan. PLTU Cirebon Power adalah contoh pembangkit masa depan yang meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan," kata Supriadi.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar yang menghadiri acara IBEA 2018 mengatakan bahwa pihaknya mendorong dan mendukung pembangkit-pembangkit yang ramah lingkungan. Hal itu dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara menyediakan listrik di seluruh daerah dan menjaga kelestarian lingkungan.
“Kita tentunya mendorong pembangkit yang bersih dan ramah lingkungan. Ke depan, pembangkit-pembangkit clean energy akan terus kita bangun,” katanya.