Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Bakal Luncurkan Indikator Kesiapan Adopsi Era Industri 4.0

Indikator tersebut menjadi salah satu metode asesmen yang digunakan sebagai acuan dalam implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Indeks tersebut rencananya bakal diluncurkan pada 2019.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian bakal meluncurkan indikator penilaian kesiapan industri dalam mengadopsi teknologi di era industri 4.0. Indikator itu disebut dengan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index atau Indi 4.0.

Indikator tersebut menjadi salah satu metode asesmen yang digunakan sebagai acuan dalam implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Indeks tersebut rencananya bakal diluncurkan pada 2019.

“Dalam indeks tersebut masing-masing industri melakukan penilaian mandiri (self-assessment) terhadap kemampuan mereka di bidang-bidang terkait revolusi industri 4.0,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi, Sabtu (22/12/2018).

Menurut Menperin, penilaian tersebut menjadi loncatan besar yang perlu dimanfaatkan para pelaku industri di tengah perkembangan teknologi digital.

Apabila suatu industri dapat melewati penilaian Indi 4.0, artinya industri tersebut dianggap telah memiliki daya saing yang cukup baik. Artinya, selain mampu meningkatkan produksi di tingkat nasional, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

“Jadi program self-check semacam ini, kita adopsi dari McKinsey. Ini juga telah dipakai di Singapura dan di-launching tahun ini, sementara kita akan luncurkan pada tahun depan,” jelasnya. Beberapa hal yang menjadi indikator penilaian dalam Indi 4.0 ini antara lain sisi manajerial, pabrik, dan aplikasi internet of things (IoT).

Airlangga meyakini, dengan pengembangan alat ukur ini, industri menjadi lebih kompetitif. “Kami terus mendorong industri menerapkan teknologi terbaru. Pemerintah juga semakin gencar mengupayakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam menyongsong era industri 4.0,” imbuhnya.

Beberapa perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0, di antaranya PT Schneider Electric Manufacturing di sektor industri elektronika, PT Chandra Asri Petrochemical di industri kimia, PT Mayora Indah Tbk di industri makanan dan minuman, Sritex di industri tekstil dan pakaian, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di industri otomotif.

“Di beberapa industri tersebut sudah diaplikasikan artificial intelligent (AI) dan digitalisasi,” ungkapnya.

Kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi kampiun industri 4.0 di sektornya, Kemenperin akan memfasilitasi pelatihan-pelatihan untuk kelas manajer dalam bentuk seminar, lokakarya dan kunjungan pabrik.

“Upaya strategis itu untuk mendorong terciptanya lighthouse industry sehingga dapat mengajak manufaktur lain melihat manfaat positif dari penerapan industri 4.0,” tandasnya.

Melalui Indie 4.0, Airlangga berharap, ekosistem industri di Indonesia dapat semakin siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Dalam jangka panjang, aspirasi dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan Indonesia masuk ke jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar dunia pada tahun 2030.

Menperin menambahkan, pihaknya juga berencana membangun innovation center pada tahun depan. Konsepnya sama seperti Digital Capability Center di Singapura, yakni membantu perusahaan memenuhi kebutuhan dari transformasi teknologi di tiap tahap perjalanan digital mereka.

Pusat inovasi tersebut, perusahaan disajikan contoh nyata dari perusahaan lain yang sudah mengadopsi teknologi terbaru. Sembari menunggu pembangunan ini, Kemenperin memaksimalkan lembaga atau badan riset yang sudah ada terlebih dahulu.

“Misalnya, Balai Besar Industri Agro di Bogor atau Balai Besar Industri Logam dan Mesin di Bandung, yang kami miliki,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara menyampaikan, salah satu program prioritas Kemenperin tahun depan adalah melaksanakan dan mengembangkan Indi 4.0.

“Saat ini sudah dirancang berbagai indikator yang akan menjadi penilaian, termasuk aspek sumber daya manusia, teknologi dan secara organisasi,” tuturnya.

Ngakan menambahkan, asesor yang terlibat dalam penilaian nanti berasal dari Kemenperin dan lembaga independen. Apabila sudah diketahui tingkat kesiapan tiap perusahaan, para asesor dapat memberikan masukan.

“Sejauh ini kami sudah melatih sekitar 40 orang sebagai asesor yang sudah dan akan terjun ke industri,” ujarnya. Penilaian ini tidak terbatas pada perusahaan skala besar saja, tetapi juga IKM.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper