Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Gelar Rakortas Bahas Jagung

Bisnis.com, JAKARTA - Guna membahas persoalan komoditas jagung di Tanah Air saat ini, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menggelar Rakortas Pembahasan Jagung, Selasa (22/1/2019).
Petani mengupas biji jagung di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (5/1/2019)./ANTARA-Aswaddy Hamid
Petani mengupas biji jagung di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (5/1/2019)./ANTARA-Aswaddy Hamid
Bisnis.com, JAKARTA - Guna membahas persoalan komoditas jagung di Tanah Air saat ini, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menggelar Rakortas Pembahasan Jagung, Selasa (22/1/2019).
Rakortas yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution tersebut dimulai pukul 13.00 wib di Situation Room Lantai IV Gd. Ali Wardhana Kemenko Perekonomian Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta.
Menurut informasi yang dihimpun Bisnis.com, sejumlah menteri maupun pejabat terkait lainnya yang dikabarkan hadir antara lain Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Sumarno, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan juga Kepala Satgas Pangan. 
Sementara itu seperti diketahui bahwa di sela-sela rapat dengan Komisi IV, DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019), Menteri Pertanian Amran Sulaiman berencana untuk mengekspor jagung ke Filipina.
Rencana Mentan tersebut akan dilakukan apabila panen raya telah terjadi dan harga jagung di dalam negeri sudah menurun dan stabil pada kisaran di bawah Rp3.000/kg.
Menurut Amran, panen raya akan berlangsung dalam waktu dua bulan ke depan, yakni di bulan Maret dan April. 
Amran menilai rencana ekspor tersebut tidak akan menjadi masalah, selama kebutuhan dalam negeri telah tercukupi.
Namun demikian, seperti diketahui saat ini bahwa pemerintah telah memutuskan untuk menambah impor jagung sebesar 30.000 ton guna menstabilkan harga di pasaran saat ini yang dinilai masih cukup tinggi. 
Padahal, pada 2018 kuota impor jagung pemerintah mencapai mencapai sebanyak 100.000 ton. Dan sampai penghujung 2018 telah masuk sebanyak 70.000 ton, sedangkan sisanya 30.000 ton dijadwalkan akan masuk Tanah Air bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper