Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha industri busana Muslim menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (31/1/2019) sore.
Mereka antara lain pengelola toko dalam jaringan atau dagang elektronik serta perancang busana Muslim. Diajeng Lestari, pendiri Hijup, menyatakan Indonesia telah mencanangkan sejak 10 tahun lalu untuk menjadi pusat busana Muslim dunia.
"Goal-nya adalah tahun 2020 pak yang mana dalam 48 minggu lagi," kata Diajeng kepada Presiden yang didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Diajeng mengatakan pihaknya ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat busana Muslim dunia pada 2020 karena negara ini merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Diajeng mengutip data Global Islamic Economy Index yang menyatakan konsumsi busana Muslim di Indonesia mencapai US$20 miliar atau ketiga yang terbesar di dunia.
Kendati demikian, Diajeng mengatakan kepada Presiden bahwa nilai ekspor busana Muslim dari Indonesia baru US$0,5 miliar. "Jadi dari sisi produksi kita mungkin kita perlu meningkatkan dari sisi itu," katanya.
Diajeng mengatakan nilai pasar global busana Muslim mencapai US$270 miliar pada 2017 dan diprediksi meningkat 5% pada 2023 menjadi US$361 miliar.
Sebagai gambaran, Hijup merupakan situs dagang elektronik yang menjual pakaian dengan identitas Muslim. Diajeng mengatakan Hijup mewadahi 300 desainer busana Muslim Indonesia dan dikunjungi sekitar 7 juta pengunjung dari seluruh di Indonesia.