Sejak dibuka pada hari pertama, saya menyaksikan pameran tersebut telah menyedot puluhan ribu pasang mata. Bayangkan kepadatan yang terjadi di atas area pameran yang luasnya diklaim 50 kali dari lapangan bola tersebut.
Antusiasme para pengunjung memang sudah terasa sejak menjejakkan kaki di bandara Frankfurt atau stasiun kereta api, dan ini merupakan pandangan yang acap kali terlihat setiap kali pameran dagang digelar di kota itu.
Frankfurt memang menjadi salah satu pusat lokasi pameran dagang karena berada tepat di jantung Eropa dan memiliki koneksi transportasi terbaik, baik udara, laut, dan darat. Bahkan, bandara dan stasiun kereta api Frankfurt tercatat sebagai yang terbesar di Benua Biru.
Dengan penerbangan langsung dari dan ke sejumlah kota besar di dunia, Frankfurt menjadi lokasi strategis yang menghubungkan para peserta pameran dengan para pembeli. Kemudahan akses kereta api membuat pameran ini juga diburu pengunjung dari wilayah-wilayah di sekitarnya.
Berdasarkan data Messe Frankfurt, tercatat 136.055 pengunjung dari 166 negara yang menyambangi Ambiente 2019 selama 5 hari digelar. Sekitar 57% di antaranya berasal dari luar Jerman.
Di luar Jerman, ada 10 negara yang menjadi top ten buyers, yaitu Italia, China, Prancis, Spanyol, Amerika Serikat, Swiss, Korea, dan Turki.
Belum ada data mengenai nilai transaksi atau kontrak yang berhasil dibukukan selama Ambiente 2019. Namun, selain transaksi langsung, yang dikejar setelah berpameran adalah realisasi kontrak antara seller dan buyer yang nilainya jauh lebih besar. Inilah yang diburu para peserta, termasuk Indonesia, karena menjanjikan peluang yang besar.