Konsumen Eropa Tuntut Produk Ramah Lingkungan
Profesor Hans Maier-Aichen, yang juga seorang desainer produk asal Jerman sekaligus pemandu para wartawan ke sejumlah stan di Ambiente, mengatakan produk dari negara lain yang akan masuk harus mencermati tipe pasar dan konsumen Eropa dengan baik.
Tuntutan pasar Eropa terhadap produk-produk yang ramah lingkungan kini semakin besar. Bahkan, tuntutan serupa juga mulai berkembang di negara lainnya. “Penting bagi produsen dari semua negara untuk menyesuaikan dengan tuntutan pasar saat ini. Jika tidak, kalian tidak akan berhasil.”
Kepala Perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Toferry Primanda Soetikno mengakui adanya tuntutan pasar yang kian tinggi terhadap produk dari luar negeri.
Namun, dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya, produk-produk tertentu dari RI di mata penduduk Jerman sebetulnya relatif baik, artinya tidak terlalu bagus tetapi juga tidak terlalu jelek.
Oleh karena itu, lanjut Toferry, kesempatan berpameran di Frankfurt ataupun kota lainnya di Jerman, harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, untuk mengukuhkan kualitas produk RI.
“Kalau sudah masuk Jerman, berarti sudah bisa masuk ke negara Eropa lainnya. Kalau sudah masuk Eropa, otomatis mudah menembus negara lainnya.”
Toferry juga menyebut tantangan lainnya yang dihadapi oleh peserta asal Indonesia. Kesuksesan pameran sering kali dilihat dalam jangka pendek saja.
Padahal, ukuran keberhasilannya tidak bisa dilihat dari sekali atau dua kali turut serta dalam pameran. Minimal tiga kali partisipasi dalam pameran untuk mengukur seberapa sukses pameran tersebut.
“Itu salah satu tantangannya, selain menjawab kualitas yang besar.”