Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terus melakukan tes narkoba (Rapid Urine Napza/RUN) yang dilakukan secara random kepada awak penerbangan di beberapa bandara di Indonesia terutama di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng dan Halim Perdanakusuma Jakarta
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan RUN tersebut dilakukan 8 Juni 2019. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh awak penerbangan yang akan melaksanakan tugasnya untuk membawa penumpang pada arus balik, bebas dari penggunanaan obat terlarang yang pastinua akan membahayakan keselamatan penerbangan.
"Seluruh awak penerbangan harus bebas dari narkoba terutama bagi yang sedang melaksanakan tugas," kata Polana dalam siaran pers, Selasa (11/6/2019).
Menurutnya, bebas dari narkoba menjadi syarat mutlak bagi seluruh penyedia jasa layanan penerbangan, tidak hanya saat angkutan lebaran tetapi kapan pun mereka ingin terbang harus bebas dari narkoba.
Dia menuturkan dari seluruh awak penerbangan yang menjalani test RUN random check yang terdiri dari pilot, Flight Attendant ,engineer, FOO dan personel ATC seluruhnya harus bebas dari penggunaaan Narkoba.
Secara terpisah, Kepala Balai Kesehatan Penerbangan Sri Murani Ariningsih menyatakan sampai saat ini belum ada kru penerbangan yang ditemukan mayor menggunakan narkoba.
"Kalaupun ada yang terindikasi ternyata akibat dari konsumsi obat antibiotik atau mengkonsumsi obat batuk racikan dan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Balai Kesehatan Penerbangan dan Labkesda," kata Sri.
Dikatakan, tidak ditemukan penggunaaan secara mayor terhadap obat terlarang oleh para awak penerbangan, hanya temuan minor akibat mengkonsumsi obat antibiotik ataupun obat batuk racikan
Pelaksanaaan RUN random check berdasarkan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) part 67 yang menyatakan bahwa setiap personil penerbangan yang memiliki lisensi atau rating bidang penerbangan harus bebas dari pengaruh narkoba atau obat terlarang.