Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Domestik Berharap Tuah 'Obral' Status Internasional Bandara

Status internasional bandara di Indonesia diharapkan mendukung maskapai domestik pulih pasca-pandemi, meski tantangan tarif dan kapasitas tetap ada.
Pegawai melintas di depan pesawat milik grup Garuda Indonesia di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melintas di depan pesawat milik grup Garuda Indonesia di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • Pengamat penerbangan berharap penambahan bandara internasional di Indonesia dapat menguntungkan maskapai domestik yang masih berjuang pulih dari pandemi Covid-19.
  • Maskapai domestik diharapkan dapat bersaing dengan maskapai asing melalui kerja sama dan pembagian kapasitas penerbangan internasional, meskipun tantangan seperti Tarif Batas Atas (TBA) belum teratasi.
  • Permintaan penerbangan domestik diperkirakan terus tumbuh, sementara penambahan bandara internasional diharapkan dapat mendorong maskapai domestik membuka rute internasional baru.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat berharap kembalinya status internasional terhadap sejumlah bandara di Indonesia dapat memberikan berkah terhadap maskapai domestik yang masih berjuang pulih dari pandemi Covid-19. 

Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menyampaikan bahwa yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana penambahan bandara internasional dapat bermanfaat sepenuhnya bagi maskapai Indonesia, dan bukan hanya bermanfaat bagi maskapai asing. 

Menurutnya, maskapai Indonesia selama ini cukup kompetitif dari sisi harga dan pelayanan dibanding maskapai asing di rute regional Asean dan sekitarnya, tetapi kebijakan yang diarahkan ke kerja sama dengan maskapai luar tentu akan bisa membantu.

“Dapat dilakukan kebijakan yang mendorong maskapai asing untuk bekerja sama dengan maskapai Indonesia selain juga menjaga pembagian kapasitas penerbangan untuk rute-rute internasional bagi maskapai Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (13/8/2025). 

Hanya saja menurutnya, tantangan bagi maskapai domestik masih belum dapat pulih seperti penerbangan internasional, akibat kondisi TBA (Tarif Batas Atas) yang masih belum direvisi sesuai rumusan yang ada.

Menjadi ironi saat tiket internasional bisa lebih murah di low season karena tidak ada TBA, dan justru adanya TBA yang belum direvisi juga inilah yang akibatnya menghasilkan kebijakan penambahan jumlah bandara Internasional ke seperti sebelum keputusan menteri di 2024.

Gerry memandang akibat dari kondisi ini, maskapai domestik untuk survive dengan cara melakukan penambahan kapasitas ke rute internasional. Sebelumnya dengan jumlah bandara internasional yang terbatas, justru menurutnya menghambat maskapai Indonesia untuk bisa pulih di sisi keuangannya.

Perlu diingat, saat ini penerbangan domestik masih berjuang dari efek pandemi Covid-19 dan diperkirakan pemulihan jumlah penumpangnya baru akan mencapai 85%. Berbeda dengan penerbangan internasional yang pada akhir tahun ini diperkirakan sudah pulih sepenuhnya dengan jumlah penumpang yang mencapai 110% dari 2019. 

Adapun trafik perkembangan pesawat domestik dan internasional diproyeksikan hanya tumbuh 1% YoY pada 2025. Di mana domestik stagnan dengan proyeksi tumbuh 0% pada tahun ini, usai pada 2024 kontraksi 4%.  

Sementara proyeksi recovery rate penerbangan domestik tahun 2025 di angka 69% terhadap 2019. Pada periode yang sama, tingkat pemulihan penerbangan internasional diramal mencapai 93%.

Terpisah, Direktur Utama PT Pelita Air Service (PAS) Dendy Kurniawan justru tak khawatir dengan keberadaan naiknya status bandara internasional yang mempermudah masyarakat untuk langsung terbang ke luar negeri dari daerahnya—dan lebih memilih maskapai asing. 

Dendy justru mengklaim bahwa saat ini permintaan penerbangan domestik masih terus tumbuh. 

“Menurut saya penerbangan domestik tidak akan terganggu. Tidak [akan berebut porsi] karena demand domestik juga tumbuh terus,” tuturnya kepada Bisnis.

Rencana Penambahan Rute Internasional

Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association(INACA) menyampaikan bahwa terkait semakin banyaknya gerbang udara internasional tersebut apakah akan mendorong maskapai domestik membuka penerbangan antarnegara, tentu akan menjadi pertimbangan. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) INACA Bayu Sutanto memandang bahwa sepanjang bandara internasional yang ada mempunyai cross-border traffic baik langsung ke bandara internasional negara lain ataupun terkoneksi dengan bandara domestik menjadi pertimbangan utama dalam membuka rute penerbangan internasional. 

Meski demikian, Bayu memandang melalui peningkatan kembali status bandara juga tidak memberikan banyak dampak. 

Pasalnya, dari puluhan bandara internasional yang ada, terekam mana saja aktivitas yang tinggi oleh turis mancanegara maupun domestik.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), dari total 7.050.179 wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia melalui pintu utama maupun perbatasan per semester I/2025, sebanyak 3,26 juta atau mencakup 46,28% masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. 

Kemudian diikuti Bandara Soekarno Hatta di Tangerang sejumlah 1,19 juta sekitar 17% dan terdapat sejumlah 149.272 turis asing yang masuk melalui Bandara Juanda di Surabaya. 

“Menurut pandangan kami ya enggak berubah banyak, walaupun sekarang ditambah menjadi 37+3,” lanjut Bayu. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro