Bisnis.com, JAKARTA Beban puncak sistem kelistrikan Jawa-Bali sudah berlangsung normal, yakni mencapai 27.000 MW pada Rabu (7/8/2019) setelah padamnya listrik yang terjadi kurang lebih selama 30 jam di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten sejak Minggu (4/8/2019).
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS memprediksi pada Kamis (8/8/2019) beban puncak juga akan seperti kondisi normal, yakni sebesar 27.000 MW pada malam hari dan 25.000 MW pada siang hari. Artinya, dengan beban puncak yang sudah kembali ke normal, kegiatan ekonomi sudah berjalan seperti biasa.
Saat ini, PLN sedang berupaya meningkatkan keandalan sistem dengan mendorong realisasi konstruksi sejumlah pembangkit untuk menjadi backup system jika blackout kembali terjadi. Salah satunya, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Senayan berkapasitas 100 megawatt (MW) yang akan difungsikan untuk menyokong kebutuhan daya moda rata terpadu (MRT) Jakarta.
"Prediksi kami beban sudah normal kembali. Mudah-mudahan aktivitas pelanggan sudah berjalan kembali," katanya, Kamis (8/8/2019).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi mengatakan peristiwa blackout telah menjadi pelajaran berharga bagi PLN untuk terus memastikan keandalan sistem. PLTD Senayan menjadi salah satu bagian dalam rencana PLN dalam memulihkan sistem kelistrikan saat terjadi gangguan.
"Recovery akan lebih cepat. Peristiwa kemarin sangat memukul kami semua, sudah beberapa hari ini kami siaga," katanya.
Baca Juga
Selain memastikan keandalan sistem, PLN juga masih melakukan investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti padamnya listrik.