Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyatakan penggunaan rektor asing merupakan hal biasa di dunia perguruan tinggi.
Pernyataan itu disampaikan oleh Nasir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/8/2019) ketika ditanya oleh jurnalis mengenai perkembangan rencana penggunaan rektor asing di perguruan tinggi Indonesia.
Nasir menyebut sejumlah negara telah menggunakan rektor asing di perguruan tingginya seperti Singapura dan Arab Saudi.
Dia menyebutkan Singapura memiliki Nanyang Technological University (NTU) yang berdiri pada 1981 tapi sekarang sudah masuk peringkat ke-12 dunia.
Di samping itu, Nasir menyebutkan universitas di Arab Saudi yang dulu masih peringkat 800 dunia sekarang masuk 189 dunia karena 40% pekerjanya, termasuk rektor dan dosen, merupakan orang asing.
"Kita masih sangat jauh. Dan kita masih sangat alergi dengan asing. Padahal itu hal biasa di dunia perguruan tinggi. harus berkolaborasi," kata Nasir.
Nasir mengatakan pemerintah sedang menyiapkan regulasi mengenai rektor asing tersebut. Menurutnya, kebijakan penggunaan rektor asing itu akan diterapkan terlebih dulu di universitas swasta dengan alasan regulasi swasta tidak seketat perguruan tinggi negeri.
Untuk perguruan tinggi negeri, Nasir mengatakan pemerintah akan menata peraturan pemerintah yang kini jumlahnya mencapai 16 peraturan. Nasir mengatakan pemerintah akan menggabungkan menjadi satu peraturan.
"Dalam seleksi [rektor asing] itu tidak hanya dari dalam negeri, dari PNS. Bisa dari non-PNS, orang asing, yang punya reputasi yang baik. Punya network, punya ini yang sangat penting. Network, punya pengalaman riset, memimpin perguruan tinggi, dan reputasi yang mengangkat perguruan tinggi biasa menjadi 200 besar dunia," kata Nasir.