Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Tanggapan Ma'ruf Amin Soal Impor Unggas

Dia meminta masalah itu dapat diatasi tanpa mengganggu kepentingan peternak nasional dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.
Wakil Presiden terpiih Maruf Amin (kanan) bersama istri Wury Estu Handayani (kiri)./ ANTARA - Akbar Nugroho Gumay
Wakil Presiden terpiih Maruf Amin (kanan) bersama istri Wury Estu Handayani (kiri)./ ANTARA - Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin menanggapi kekalahan Indonesia dalam sengketa dengan Brasil di World Trade Organisation (WTO) terkait dengan impor unggas dari Brasil.

Dia meminta masalah itu dapat diatasi tanpa mengganggu kepentingan peternak nasional dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.

“Tinjauan kehalalan produk ayam Brasil perlu kita cermati lebih dalam,” kata Ma’ruf Amin dalam sambutannya di Munas Pinsar (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat) Indonesia, Sabtu (21/9/2019).

Ma’ruf mengatakan perilaku konsumen Indonesia lebih menyukai produk segar, bisa menjadi benteng kuat untuk menahan importasi ayam itu.

Selain itu, Ma’ruf Amin juga menyoroti masalah lain yang dihadapi peternak unggas, yaitu permintaan daging ayam dan tekur yang terus meningkat setiap tahun  tetapi di sisi lain peternaknya semakin terpuruk.

“Ini berarti ada yang salah dalam mengelola sektor ini. Mungkin kebijakan ekonomi sektor peternakan harus diubah total,” katanya.

Wakil Presiden terpilih itu menyampaikan dua pendekatan. Pertama, pendekatan mikro dan teknis. Dia mempertanyakan apakah peternak sering salah dan tidak efisien dalam mengelola usahanya?

Kedua, pendekatan kultural dengan melihat etos kerja peternak. “Tapi saya yakin peternak kita termasuk yang punya etos kerja yang baik,” kata Ma’ruf.

Sementara itu, Ketua Umum Pinsar  Singgih Januratmoko menyebutkan dalam waktu cepat pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang efektif dalam mengatasi keterpurukan peternak unggas.

“Sudah hampir setahun peternak unggas mengalami kerugian dan menuju jurang kehancuran tapi belum ada langkah efektif pemerintah menyelesaikan masalah itu,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper