Taufiq menuturkan, konektivitas yang lebih cepat bakal menopang arus barang dan manusia di wilayah Riau. Jalan tol, lanjut Taufiq, juga bakal membuka potensi ekonomi di setiap kabupaten di Riau.
“Contohnya Kabupaten Kampar, produksi ikannya 12 ton per hari. Ini bisa diekspor ke Malaysia, Singapura. Dikirim ke Dumai lewat jalan tol,” ujarnya.
Namun, kondisi jalan di Riau kurang menggembirakan. Data Kementerian PUPR menunjukkan pada 2018, jalan nasional di Riau yang tidak mantap mencapai 196,84 kilometer atau 14,73% dari total panjang jalan nasional di provinsi tersebut.
Nisbah jalan tidak mantap lebih besar pada jalan provinsi hingga kabupaten/kota. Kondisi jalan yang buruk membuat konektivitas tersendat. Padahal, sumber daya alam di Riau amat melimpah. Selain migas yang sudah dimanfaatkan sejak 90 tahun lalu, Riau juga menjadi penghasil minyak sawit terbesar di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada 2018 luas area perkebunan sawit di Riau mencapai 2,32 juta hektare. Adapun produksi kelapa sawit dari luas area tersebut mencapai 7,14 juta ton. Dengan kata lain, produktivitas per hektare mencapai 3,07 ton.
Jalan baru memang harus ada karena konektivitas menjadi isu krusial bagi perkembangan perekonomian Riau, provinsi dengan produk domestik regional bruto terbesar di Sumatra. Problem yang dihadapi Riau secara umum sama dengan masalah yang mendera Sumatra; terlalu mengandalkan komoditas.
Dalam 5 tahun terakhir, perekonomian Riau tidak pernah tumbuh lebih dari 5% dan selalu di bawah rata-rata pertumbuhan nasional, bahkan pertumbuhan spasial di Sumatra. Hingga kuartal III/2019, pertumbuhan ekonomi Riau tumbuh 2,74%. Namun, bila mengeluarkan kontribusi sektor minyak dan gas, ekonomi Riau tumbuh 5,2%.
Industri menjadi sektor yang bisa menjadi andalan Riau untuk lepas dari jerat ketergantungan terhadap komoditas. Selama ini, sumber daya alam memang menjadi tumpuan. Membangun industri hilir membutuhkan konektivitas yang mantap.
Oleh karena itu, pembangunan jalan Tol Pekanbaru—Dumai bakal menopang rencana yang lebih besar, penghiliran industri. Sejauh ini, progres jalan tol Pekanbaru—Dumai sudah mencapai lebih dari 77%.