Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia mendorong penerapan pola budi daya agroforestri untuk menggantikan pola tradisional yang mengandalkan pembukaan lahan dengan cara membakar. Langkah ini dinilai sejalan dengan target membangun ketahanan iklim di tingkat desa.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menegaskan bahwa penguatan ketahanan iklim di tingkat desa merupakan hal yang penting. Dia menyebutkan sekitar 50% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan yang jumlahnya mencapai 83.000 desa.
Fakta itulah yang mendorong pemerintah mengembangkan Program Kampung Iklim (Proklim). Lewat Proklim, masyarakat di tingkat desa dibina untuk memperkuat kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Pada saat yang sama, Proklim juga berdampak pada kesejahteraan penduduk desa dan ikut memberdayakan kaum perempuan.
“Agar program ini bisa berjalan secara berkelanjutan, butuh dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pihak swasta,” kata Alue Dohong saat memberi pidato kunci pada diskusi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP 25 UNFCCC di Madrid, Spanyol, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Jumat (6/12/2019).
Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas Elim Sritaba menyatakan pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah dalam pengembangan Proklim. Dia menjelaskan bahwa APP Sinar Mas telah membangun program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang memberikan edukasi tentang peran penting masyarakat desa dalam menjaga hutan.
Tak hanya itu, APP Sinar Mas pun memberikan bantuan finansial dan teknis untuk mendukung masyarakat desa beralih dari metode tebang-dan-bakar ke metode agroforestri berkelanjutan. “APP Sinar Mas percaya bahwa ketika suatu desa sejahtera, hutan juga ikut lestari,” ujar Elim.
Perusahaan tercatat telah menginvestasikan lebih dari Rp46 miliar untuk program DMPA. Kini, lebih dari 18.040 rumah tangga di lebih dari 312 desa mendapat manfaat dari program tersebut. "Kami menargetkan untuk menjangkau total 500 desa pada akhir 2020,” lanjut Elim.
Sebanyak 78 desa binaan DMPA telah terdaftar dalam program Proklim. Dari keseluruhan desa tersebut, 24 desa dianugerahi Penghargaan Proklim Utama dan 46 desa DMPA lainnya mendapatkan penghargaan Proklim Madya karena telah berhasil menjalankan upaya berkelanjutan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
KLHK pun mendorong pihak swasta untuk dapat membentuk kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) sesuai dengan yang diatur di dalam Permen LHK No. 32 Tahun 2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Sampai dengan saat ini, MPA yang telah dibentuk oleh perusahaan terdiri atas 52 regu MPA dengan jumlah anggota 1.533 orang di 8 provinsi. Sedangkan MPA yang dibentuk oleh KLHK tersebar di 28 provinsi dengan jumlah anggota 10.569 anggota yang tergabung dalam 704 regu.
Elim menambahkan bahwa saat ini APP Sinar Mas tengah bekerja sama dengan sejumlah organisasi untuk mengembangkan program tersebut dari skala lokal ke skala internasional.