Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian PUPR mempercepat program Padat Karya Tunai senilai Rp10,22 triliun untuk memberikan pekerjaan bagi warga di pedesaan, termasuk tenaga kerja Indonesia (TKI) yang baru kembali ke Tanah Air.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan padat karya tunai adalah pekerjaan yang low technology atau tidak membutuhkan teknologi, tetapi padat karya di pedesaan.
"Terutama ditujukan untuk mempertahankan daya beli masyarakat di pedesaan. Jadi mendistribusikan uang pembangunan ke desa-desa, masih bisa dilaksanakan karena kita masih memanfaatkan atau menggunakan protokol kesehatan," ujar Basuki dalam konferensi pers di Graha BNPB yang disiarkan secara virtual, Senin (13/4/2020).
Dia mencontohkan untuk program perbaikan irigasi kecil yang biasanya dilakukan sekitar 70-80 orang akan dibagi dua menjadi 40 orang.
Nantinya akan dibuat penjadwalan kerja selama per pekan. Jika biasanya dapat rampung dalam dua bulan, dengan upaya pencegahan dengan jumlah pekerja yang minimal, maka penyelesaian diperkirakan lebih lama sekitar tiga bulan.
"Ini semua dibayar mingguan, seperti yang biasa terjadi di pedesaan. Ada yang Kamisan, setiap hari Kamis seperti daerah Tegal, Pekalongan, setiap Kamis kami bayar upah tenaga kerjanya. Ada yang setiap hari Minggu," katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut, imbuhnya, program padat karya tunai ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan, Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew), penataan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R).
Kemudian, Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya.
"Program padat karya tunai di Kementerian PUPR ini ada Rp10 triliun," ujarnya.
Adapun mekanisme program padat karya tunai ini, diawali dengan merekrut tenaga pendamping. Kemudian sosialiasi dan pelaksanaan di lapangan.
"Sekarang ini sudah mulai, minggu pertama April kemarin sudah mulai di beberapa lokasi," ujarnya.
Basuki menambahkan program padat karya tunai ini juga bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, sehingga akan dilaksanakan di daerah-daerah tujuan Tenaga Kerja Indonesia dari Malaysia.
"[Jadi, tenaga kerja] yang pulang dari Malaysia, kami identifikasi darimana asalnya, kami siapkan program padat karya, sehingga nanti mereka di desa setelah isolasi mandiri bisa bekerja di padat karya yang sudah kami siapkan," jelasnya.