Sentra Food Gandeng UKM Ekspansi di Masa Covid-19

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sentra Food Indonesia Tbk. melalui anak usahanya PT Kemang Food Industries menggencarkan strategi kemitraan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam memaksimalkan kinerja di tengah pandemi Covid-19.

Direktur Utama Sentra Food Indonesia Agustus Sani Nugroho mengatakan Kemang Food mulai giat dalam menjalankan Program Kemitraan untuk mengembangkan pasar baru yang juga mendukung UMKM.

"Program Kemitraan baru saja mulai agak tertunda akibat pandemi ini. Mungkin nanti akhir tahun akan mulai ada data mitra yang sudah bergabung," katanya kepada Bisnis, Minggu (20/9/2020).

Agus mengemukakan strategi lain, untuk memaksimalkan kinerja saat ini adalah dengan melakukan pengetatan dan efisiensi biaya, tetap melakukan penetrasi pasar secara lebih agresif, serta mulai memaksimalkan penjualan secara daring.

Peluncuran produk-produk baru oleh PT Kemang Food Industries juga menjadi salah satu strategi untuk tetap bertahan di era pandemi ini.

"Kami telah merilis sejumlah produk baru. Namun, memang saat ini sebagian baru mulai dan sebagian lagi masih proses untuk masuk dalam pasar," ujar Agus.

Menurutnya, proses produk masuk pasar akibat pandemi Covid-19 ini juga tidak dapat dilakukan secepat yang diharapkan.

Sementara dari sisi produksi, perseroan mengklaim tidak terlalu ada kendala dari sisi supply bahan baku dan produksi. Menurutnya penjualan masih sangat tertekan karena sektor Horeka masih sangat terbatas dan tidak dapat beroperasi secara normal.

"Sektor retail pun masih mengalami tekanan pasar dan menurun sekali demand pasarnya akibat Pandemi ini," ujarnya.

Adapun sejumlah produk baru yang siap dirilis perseroan yakni Dendeng Sapi Manis Kemfood dan Rendang Padang Kemfood.

Dua produk itu akan disajikan dalam kemasan siap santap yang praktis untuk masyarakat. Tak hanya itu, produk Bakso Ayam dan Ikan juga diperkirakan akan segera siap masuk pasar. Perseroan juga baru melakukanprhoduksi Bakso Ikan merek Yangini dan Villa.

Menurut Agus dengan permintaan pasar yang turun saat ini, sudah tentu memengaruhi produksi secara paralel lenih rendag dari yang biasanya 150-200 ton per tahun.