Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor produk unggas Indonesia periode Januari sampai dengan Mei 2021 naik 12,98 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan jumlah mencapai 258,85 ton.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah mengatakan peningkatan volume ekspor produk unggas Januari-Mei 2021 tersebut diikuti oleh peningkatan nilai ekspor 5,2 persen secara tahunan.
"Yakni dari nilai ekspor tahun 2020 sebesar US$841.400 menjadi US$885.200 pada tahun ini," ujar Nasrullah dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (19/7/2021).
Dia menjelaskan ada beberapa jenis unggas Indonesia yang diekspor ke beberapa negara saat ini, yaitu unggas hidup seperti DOC (day old chick), daging olahan ayam, dan telur. Negara yang menjadi tujuan antara lain Jepang, Qatar, Republic Democratic Timor Leste (RDTL), Papua Nugini, dan Myanmar.
Selain itu, produk olahan daging ayam Indonesia juga telah disetujui untuk dapat masuk ke Uni Emirat Arab. Khusus untuk ekspor ke Jepang, saat ini tengah dipersiapkan inspeksi dari pemerintah Negeri Sakura terkait dengan upaya perluasan jenis produk yang dapat diekspor, termasuk karkas ayam.
“Tembusnya produk olahan daging ayam Indonesia di pasar internasional menunjukkan mutu produk dan status kesehatan hewan serta sistem jaminan keamanan pangan unggas Indonesia telah diterima atau diakui oleh negara maju," jelas Nasrullah.
Dia menekankan status kesehatan hewan menjadi kunci utama untuk membuka peluang ekspor. Kementan pun secara konsisten mengembangkan dan memastikan keterbantuan informasi mengenai jaminan kesehatan hewan, mutu, dan keamanan setiap produk yang akan diekspor.
Saat ini, kompartementalisasi bebas flu burung Indonesia telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sesuai dengan standar internasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah diterbitkannya daftar unit usaha kompartemen bebas flu burung Indonesia di website OIE.
Pemerintah melalui Kementan juga terus berupaya meningkatkan konsumsi protein asal unggas di masyarakat dalam negeri. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan promosi peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.