Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan pesantren untuk membangun perekonomian di Indonesia. Salah satunya menyiapkan program magang bagi santri di BUMN.
Hal itu diungkapkan Erick saat menghadiri Harlah ke-182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (20/11/2021)
"Program kolaborasi BUMN dengan pesantren sudah pasti berpihak kepada rakyat dan bisa membangun perekonomian Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (21/11/2021).
Menurutnya, pesantren merupakan salah satu mercusuar peradaban dan merupakan bagian penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional saat ini, kata Erick, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semata. Lebih dari itu, dia mengatakan Indonesia butuh peran santri dan pesantren di seluruh wilayah Nusantara.
"Kami coba kerja sama program santri magang di BUMN supaya para santri juga punya pengalaman ekonomi," imbuhnya.
Dia menjelaskan jumlah santri di Indonesia sangat besar. Dengan demikian, pesantren harus menjadi kekuatan ekonomi bersama karena yang terpenting saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, BUMN dan pesantren punya peta jalan (roadmap) yang mendukung satu sama lain.
"Kita harus bersatu, pesantren merupakan mercusuar peradaban yang merupakan bagian penting dalam pembangujan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong K.H. Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan pentingnya tripilar ekonomi keumatan di Indonesia.
"Selama ini orang modern terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi dan penggunaan knowledge [pengetahuan]," katanya.
Dia mengatakan knowledge-based economy memang penting karena untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam).
Menurutnya, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan agar bisa menghasilkan nilai tambah (added value) yang lebih tinggi. Pilar ketiga ekonomi yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya.
"Terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy," ucap Ketua MUI Jatim itu.
Menurutnya, membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren akan kehilangan ruh sosial.
Karena itu, dia meminta pemerintah seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat.