Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta mencatat rata-rata penumpang MRT setiap harinya pada 2021 mencapai 19.200 penumpang per hari.
Perolehan tersebut didorong oleh pelonggaran pembatasan mobilitas setelah PPKM Darurat serta level 3 dan 4 pada pertengahan tahun lalu.
Pada webinar, Selasa (1/2/2022), Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan bahwa dampak eskalasi kasus Covid-19 sangat berdampak pada jumlah penumpang atau ridership MRT. Dalam paparannya, rata-rata per bulan ridership MRT Jakarta pernah melampaui angka 20.000 pada Maret hingga Juni 2021. Capaian itu tertinggi sejak awal pandemi (45.279 penumpang pada Maret 2020), meskipun masih lebih rendah dari level tersebut.
Penyebaran varian Delta yang memicu gelombang kedua Covid-19 pada pertengahan tahun lalu membuat ridership anjlok seperti halnya yang terjadi pada April 2020, yakni rata-rata per bulan 4.059 atau anjlok dari bulan sebelumnya 45.279 penumpang.
Pada saat gelombang kedua pandemi, ridership MRT Juli 2021 jatuh ke rata-rata per bulan 4.324 penumpang. Angka tersebut jatuh dari posisi sebelumnya yakni 22.686 penumpang pada Juni 2021.
Setelah itu, rata-rata penumpang per bulan mulai merangkak naik berkat pelonggaran PPKM secara bertahap. Kenaikan mulai terjadi pada Agustus 2021 yakni naik ke rata-rata 5.989 penumpang; lalu 14.729 penumpang pada September; naik ke 22.834 penumpang Oktober 2021; naik ke 30.238 penumpang November 2021; dan ditutup dengan rata-rata sebesar 35.429 penumpang pada Desember 2021.
"Ridership rata-rata mencapai 19.200 penumpang per hari [di 2021]. Rata-rata sepanjang tahun walaupun naik turun, kalau diingat pada Juli kita mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19. Kemudian, akhir tahun ada perbaikan dari sisi jumlah penumpang yakni rata-rata Januari-Desember 2021 mencapai 19.250 penumpang," katanya pada webinar Forum Jurnalis MRT Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Pada tahun lalu, William juga mengklaim sudah banyak pencapaian yang dilakukan oleh MRT, utamanya di aspek konstruksi. Dia mencontohkan proyek MRT Fase 2A. Dikutip dari situs resmi jakarta.mrt.co.id, pembangunan fase kedua MRT tersebut mencapai 30,023 persen per 25 Desember 2021.
"Pergerakannya sudah maju. Lalu, kita mulai fase 2B, 3, dan 4," terang William kepada awak media.
William lalu mengatakan bahwa masyarakat semakin terbiasa dengan dampak pandemi Covid-19, sehingga ridership bisa ikut menjadi lebih resilien. Oleh sebab itu, dia memprakirakan dampak eskalasi kasus akibat varian Omicron tidak akan sesignifikan dari dua gelombang pandemi sebelumnya.
Dia menargetkan rata-rata penumpang harian di akhir tahun mencapai 40.000 penumpang per harinya. Hal tersebut, tegasnya, bisa terjadi apabila kondisi pandemi Covid-19 membaik hingga akhir 2022 nanti.
"Tentu kita berharap angkanya lebih baik lagi, tapi ini sebuah analisis rasional dan konservatif dari kita untuk memastikan MRT tetap dapat bertahan, meskipun ada kemungkinan terjadi gelombang berikutnya," tandasnya.