Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Perdagangan Catat Rekor, Menko Airlangga: Modal Jaga Ketahanan Eksternal

Surplus neraca perdagangan April 2022 yang sangat tinggi menjadi modal kuat perekonomian Indonesia.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa capaian surplus neraca perdagangan April 2022 yang sangat tinggi menjadi modal kuat dalam menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan April 2022 mencatatkan surplus US$7,56 miliar. Angka tersebut memecahkan rekor sejak 2017 dan melampaui capaian tertinggi saat pandemi Covid-19, yakni pada Oktober 2021 senilai US$5,74 miliar.

Menurut Airlangga, capaian itu menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam menjaga kestabilan kinerja fundamental perekenomian. Dia menilai bahwa neraca perdagangan merupakan salah satu indikator utama dalam meningkatkan cadangan devisa dan menjaga ketahanan sektor eksternal.

“Neraca perdagangan merupakan determinan yang sangat penting dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia. Kita bersyukur bahwa salah satu engine utama pertumbuhan ekonomi ini terus mengalami performa gemilang dan bahkan kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa,” ujar Airlangga, Selasa (17/5/2022) malam.

Pada April 2022, Indonesia mencatatkan ekspor senilai US$27,32 miliar. Angka itu mampu mengungguli rekor tertinggi sebelumnya, yakni pada Maret 2022 yang mencapai US$26,5 miliar.

Kinerja ekspor tersebut dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas unggulan saat ini, seperti harga CPO sebesar 1.682,7 dolar per MT yang tumbuh 56,09 persen (year-on-year/YoY), batubara seharga 302,0 dolar per MT yang tumbuh 238,83 persen (YoY), dan Nikel seharga 33.132,7 dolar per MT yang tumbuh 100,55 persen (YoY).

Selain itu, tingginya dominasi sektor industri pada kegiatan ekspor yang mencapai 69,86 persen juga menjadi stimulus dalam peningkatan nilai surplus. Menurut Airlangga, kinerja ekspor akan mengarah pada basis komoditas-komoditas dengan nilai tambah yang terus bertumbuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper