Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong oeprasional produksi di PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) tetap berlanjut usai Mahkamah Agung menolak permohonan terkait putusan pailit Pengadilan Niaga Semarang.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah tetap going concern atau menunjukkan kepedulian terhadap industri tekstil Tanah Air.
Dirinya juga mengaku telah berbincang dengan manajemen Sritex pada Kamis sore, sehari setelah permohonan kasasi yang diajukan oleh SRIL dan tiga entitas anak usahanya antara lain, PT Bitratex Industries, PT Primayudha Mandirijaya, dan PT Sinar Pantja Djaja, ditolak.
“Tadi saya berbicara dengan manajemen Sritex supaya going concern tetap terjaga dan juga para kreditor termasuk salah satunya yang terbesar, BNI, untuk memimpin para kreditor ini agar setujuan dengan pemerintah untuk menjaga lapangan kerja,” ujarnya, Kamis (19/12/2024) malam.
Adapun, sidang putusan kasasi Sritex berlangsung pada Rabu (18/12/2024). Pembacaan putusan kasasi Sritex dibacakan oleh Kedua Majelis Hakim Agung Hamdi dan dua anggota yakni Hakim Agung Nani Indrawati dan Lucas Prakoso.
"Amar putusan: tolak," demikian bunyi putusan yang dikutip dari laman resmi Mahkamah Agung.
Baca Juga
Lebih lanjut, Airlangga menyatakan pemerintah terus mengupayakan menjaga lapangan kerja, utamanya di industri tekstil.
Untuk itu, pemerintah membuat kebijakan berupa insentif diskon bunga 5% bagi sektor padat karya yang mengambil kredit di perbankan. Harapannya, pelaku industri menggunakan uang tersebut untuk melakukan upgrade atau mengganti mesin dalam rangka modernisasi pabrik.
“Jadi ini yang terus kita push dan kami juga sampaikan ke perbankan, tidak ada industri sunset, termasuk di tekstil,” tegasnnya.
Berdasarkan data ekspor impor, Airlangga memantau bahwa pada kuartal III/2024 lalu menunjukkan bahwa produk lifestyle masih sangat diminati dan ekspornya besar.
Bahkan Airlangga mengaku saat ini terdapat pesanan dari salah satu jenama pakaian olahraga dari luar negeri dengan omzetnya US$10 miliar, telah melakukan pemesanan di tujuh pabrik di Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer justru enggan memberikan komentar terkait kelanjutan nasib Sritex.
Dia justru mengaku pusing dengan persoalan yang dihadapi Sritex dan menyerahkannya kepada Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.
Hal tersebut ia sampaikan ketika ditanya soal insentif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor padat karya apakah akan membantu menyelamatkan Sritex. Selain itu, dirinya juga tidak menjawab soal stimulus produktivitas dengan subsidi bunga 5%.
“Mumet juga gue ini soal Sritex. Ada deh, nanti juga tahu,” ujar Immanuel kepada media massa di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (19/12/2024).