Bisnis.com, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menegaskan bahwa tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun bukan untuk bayar hutang, melainkan untuk modal kerja.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa saat ini perseroan juga masih menunggu cairnya dana tersebut. Dia menargetkan PMN bisa turun kepada perseroan sebelum akhir tahun ini.
"[Saat ini] belum [turun]. Mayoritas akan dipakai untuk restorasi pesawat dan modal kerja. Tidak untuk bayar utang," tegasnya, Jumat (2/12/2022).
Irfan menyebut 60 persen dari total PMN akan dialokasikan untuk restorasi pesawat-pesawat yang disimpan (grounding) selama pandemi Covid-19. Kemudian, sisa dari PMN akan ditujukan untuk modal kerja perseroan yakni di antaranya maintenance pesawat.
Di sisi lain, PMN diharapkan bisa cair sebelum akhir tahun atau bertepatan dengan target dicabutnya suspensi saham Garuda Indonesia oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk 2023, BUMN penerbangan itu akan fokus untuk mengembangkan bisnis kargo, meningkatkan frekuensi penerbangan rute domestik, dan mengoptimalkan layanan umroh.
Menurut Direktur Niaga dan Layanan Ade R. Susardi, Garuda Indonesia akan fokus untuk mengoptimalkan pendapatan dari layanan kargo lantaran signifikansi perannya terhadap kinerja perseroan selama pandemi Covid-19.
"Melihat perkembangan pandemi, kargo menjadi salah satu penopang utama kita karena dari penumpang kurang banyak dan kita punya kapasitas cukup besar," ujarnya saat Paparan Publik Insidentil di Jakarta, Oktober 2022 lalu.
Bos Garuda Indonesia (GIAA): PMN Rp7,5 Triliun Bukan untuk Bayar Utang
Simak pernyataan lengkap Bos Garuda Indonesia (GIAA) soal penyertaan modal negara (PMN) Rp7,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dany Saputra
Editor : Feni Freycinetia Fitriani
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu