Bisnis.com, JAKARTA — Mubadala Energy tengah melakukan pembicaraan untuk divestasi lanjutan sebagian hak partisipasi (PI) atau farm-out di wilayah kerja (WK) Andaman I.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, mengatakan divestasi sebagian PI ini bertujuan untuk berbagi risiko pengembangan lapangan dengan mengurangi porsi partisipasi.
“Itu biasa farm-out atau shares down untuk mengurangi porsi dalam rangka mitigasi risiko,” kata Benny dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (19/7/2024).
Menurut Benny, divestasi semacam ini lazim dilakukan di industri hulu migas yang memiliki risiko tinggi.
Berdasarkan catatan SKK Migas, beberapa lapangan eksplorasi lain yang sedang dalam proses farm-out termasuk WK Akia dan WK Bobara, serta beberapa lapangan eksploitasi seperti WK Raja/Pendopo, WK Pandan, WK Offshore Duyung, WK Tarakan Offshore, WK Ogan Komering, WK South East Madura, dan WK Brantas.
Benny juga menyampaikan bahwa SKK Migas terus menjaring mitra potensial baru untuk berinvestasi di lapangan migas Indonesia.
Baca Juga
Sejumlah perusahaan migas global kelas menengah telah menunjukkan minat untuk masuk ke pasar Indonesia.
“Akan ada kesempatan bagi perusahaan lain untuk farm-in ke sana,” tambahnya.
Sebelumnya, saat masih bernama Mubadala Petroleum, perusahaan berbasis di Abu Dhabi itu lebih dahulu melepas 20% kepemilikannya ke Premier Oil untuk WK Andaman I pada 21 Januari 2020 lalu.
Saat ini, Mubadala Energy memegang 80% PI dan berlaku sebagai operator lapangan. Sisannya, Premier Oil menggengam 20% PI untuk Blok Andaman I. Adapun, skema kontrak Blok Andaman I menggunakan cost recovery.
Seperti diketahui, Mubadala berhasil mengidentifikasi potensi lebih dari 2 triliun kaki kubik (Tcf) gas in place di Tangkulo-1, bagian dari WK South Andaman.
Penemuan ini sekaligus menjadi keberhasilan eksplorasi ke-2 setelah Sumur Layaran-1 yang diidentifikasi Mubadala pada pertengahan Desember 2023, dengan potensi gas mencapai 6 Tcf.
Dengan 80% working interest di Blok South Andaman, Mubadala Energy adalah pemegang net areal terbesar di wilayah lepas pantai bagian utara Pulau Sumatra saat ini.
Belakangan, Mubadala Energy tengah berfokus untuk mengarahkan pengeboran eksplorasi dan rencana pengembangan lanjutan pada aset mereka di South Andaman tersebut.
“Saat ini kami sedang berdiskusi terkait dengan beberapa opsi pengembangan, kita perlu berpikir untuk mengeksploitasi beberapa temuan seperti di Timpan, Layaran dan Tangkulo,” kata Vice President Operations Technical Mubadala Energy Adnan Omar Bu Fateem saat diskusi panel IPA Convex ke-48, ICE BSD City, dikutip Kamis (16/5/2024).
Bersama dengan Sumur Layaran-1, penemuan ini menambah volume cadangan contingent dan memberikan media bagi Mubadala Energy untuk melanjutkan pertumbuhan organik (organic growth) di wilayah tersebut melalui aktivitas eksplorasi dan appraisal selanjutnya.
“Kami tidak ingin kehilangan momentum, kami ingin melanjutkan eksplorasi dan appraisal secara bersamaan mengeksploitasi keseluruhan cengkungan itu,” tuturnya.