Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Target Swasembada Pangan 4 Tahun, Kementan Janjikan Lebih Cepat

Kementerian Pertanian menargetkan dapat mencapai swasembada pangan dalam 3 tahun, lebih cepat dari janji Presiden Prabowo.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) akan mempercepat cita-cita Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia menjadi negara mandiri alias swasembada pangan dalam 3 tahun.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt Dirjen) Kementan Heru Tri Widarto mengatakan bahwa fokus utama yang dikerjakan Kementan adalah mewujudkan swasembada pangan.

“Kalau target Pak Presiden [Prabowo Subianto] 4–5 tahun, arahan Pak Menteri [Amran Sulaiman] agar bisa dicapai dalam 3 tahun. Jadi memang harus kerja keras,” kata Heru saat ditemui di Jakarta, Senin (28/10/2024).

Heru menyampaikan bahwa Kementan akan memacu tingkat produksi, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi. Dalam hal intensifikasi, dia menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kementan akan memanfaatkan lahan kering dengan pompanisasi.

Sama halnya dengan menyiapkan benih yang unggul dan pupuk untuk meningkatkan produksi komoditas, terutama di Pulau Jawa, seiring wilayah ini merupakan sentra produksi padi terbesar.

“Di samping itu juga ada ekstensifikasi di beberapa pulau di luar Jawa melalui cetak sawah,” ungkapnya

Adapun, Heru menjelaskan bahwa ekstensifikasi dilakukan dengan menambah luasan areal pertanian. Dia pun memastikan bahwa perluasan lahan pertanian ini tidak akan terjadi deforestasi hutan, melainkan memanfaatkan lahan rawa.

“Jadi lahan rawa itu ada yang memang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat supaya dioptimalkan melalui optimatisasi lahan. Jadi dibangun jaringan-jaringan pengairan yang bagus supaya bisa meningkat produksinya, menaikkan indeks pertanaman,” tuturnya.

Dengan begitu, lanjut dia, akan tetap memanfaatkan lahan-lahan eksisting. Dia juga menyebut bahwa pembukaan lahan akan dilakukan sesuai prosedur.

“Insya Allah [tidak ada penebangan hutan], pasti semua mengikuti aturan yang ada,” pungkasnya.

Sebelumnya, pengamat menyoroti potensi deforestasi hutan yang bisa terjadi jika pemerintah melakukan konversi hutan untuk menjadikannya sebagai lahan pertanian.

Mengacu data Forest Watch Indonesia, Pengamat dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Eliza Mardian mengungkap bahwa rata-rata laju deforestasi era 2009–2013 adalah sebesar 1,13 jt per tahun. Artinya, selama periode tersebut hampir 4,5 juta hutan sudah dibabat habis alias dikonversi.

Eliza mengimbau agar pemerintah menjaga hutan yang tersisa dengan tidak mengkonversi hutan menjadi lahan pangan. “Keinginan pemerintah memggenjot produksi dengan cara deforestasi ini tidak sinkron dengan cita-citanya yang ingin menurunkan emisi,” kata Eliza kepada Bisnis.

Di samping itu, menurut Elizam semestinya pemerintah menjalankan program sesuai kaidah ilmiah dengan jelas penyusunan teknis sesuai kajian. Dia pun meminta agar pemerintah meminimalisir trial and error.

“Sebelum ambisius ingin memperluas lahan pertanian, semestinya intensifkan dulu lahan pertanian eksisting,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper