Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melihat prospek ekonomi wilayah Jakarta pada sisa akhir tahun ini masih akan tumbuh kuat menuju angka 5%, sejalan dengan inflasi yang terkendali dan adanya momentum pendorong konsumsi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar memperkirakan pada kuartal IV/2024, ekonomi Jakarta akan kuat ditopang oleh meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan berlangsungnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Arlyana menyampaikan adanya momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada akhir November mendatang juga akan turut mendorong permintaan.
"Berdasarkan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Jakarta pada 2024 diperkirakan tumbuh tinggi dalam kisaran 4,6%—5,4% year on year [YoY]," ujar Arlyana dalam paparannya, dikutip pada Senin (11/11/2024).
Dalam proyeksi Bank Indonesia, inflasi di wilayah dengan penduduk lebih dari 11 juta jiwa tersebut akan terus terjaga dalam target 1,5%—3,5%.
Utamannya, didukung oleh terkendalinya inflasi pangan seiring cuaca yang lebih kondusif dan penguaran program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Baca Juga
Mengacu paparan Arlyana, di tengah optimisme tersebut, Bank Indonesia juga mewaspadai perlambatan ekonomi global dan berlanjutnya ketegangan geopolitik yang akan menahan laju pertumbuhan ekonomi di Jakarta.
Pasalnya, kondisi global itu pula berpotensi harga energi dan pangan global akan terus melonjak. Di samping itu, harga emas juga menjadi perhatian, mengingat komoditas tersebut menjadi kontributor utama penyumbang inflasi di Jakarta.
Meski demikian, Arlyana meyakini kuatnya optimisme konsumen serta maraknya kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) akan membantu ekonomi Jakarta lebih kuat.
Di samping penyelenggaraan Pilkada pada akhir bulan ini, berlanjutnya proyek strategis multitahun seperti pembangunan MRT, LRT, dan jalan tol, akan berdampak baik pada ekonomi.
Arlyana berharap Pilkada dan Nataru akan mendongkrak ekonomi menuju target, mengingat sejak kuartal III//2023, ekonomi Jakarta tertahan di bawah 5%.
Adapun melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, pada kuartal III/2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Jakarta sebesar Rp920,33 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 sebesar Rp536,59 triliun.
Jika dibandingkan dengan kuartal III/2023, ekonomi Jakarta tumbuh sebesar 4,93% YoY. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,99%. Dari sisi pengeluaran, komponen Ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,40%.
Jakarta tercatat menjadi kontributor utama PDB ADHB kuartal III/2024 sebesar 56,84% terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional.