Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja manufaktur negara-negara Asean disebut mengalami perbaikan meskipun dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur tercatat mengalami penurunan tipis dari 50,8 pada November menjadi 50,7 pada Desember 2024.
Meskipun turun, indeks tersebut masih dalam ambang batas ekspansi. Data PMI manufaktur Asean dari S&P Global Desember 2024 melaporkan output permintaan baru masih terus ekspansi sehingga usaha terus berjalan, dan tekanan inflasi berkurang.
Indeks PMI Asean terbentuk dari kondisi kinerja manufaktur 7 negara yaitu Indonesia (51,2), Malaysia (48,6), Myanmar (50,4), Filipina (54,3), Thailand (51,4) dan Vietnam (49,8). Kinerja manufaktur di sejumlah negara tersebut mengalami pertumbuhan yang melambat beberapa bulan terakhir 2024.
Secara keseluruhan produsen Asean meningkatkan aktivitas pembelian selama dua bulan berturut-turut pada Desember. Permintaan baru dan output juga ters meningkat, meskipun kinerja ekspor masih mengalami penurunan.
Ekonom S&P Global Market Intelligence Maryam Baluch mengatakan sektor manufaktur ASEAN mengalami kenaikan tingkat sedang pada akhir tahun dengan indeks headline stabil pada Desember.
"Tren permintaan membaik, mendukung pertumbuhan produksi dan aktivitas pembellian. Yang lebih positif, tekanan harga berkurang, berbeda dengan bulan sebelumnya yang intensif," ujar Maryam dalam laporan terbarunya, Kamis (2/1/2025).
Baca Juga
Dari segi harga, beban biaya dan biaya output, terdapat penurunan tekanan didukung inflasi harga input dan biaya output yang turun dari posisi kenaikan tertinggi pada November.
Kendati demikian, dari sisi lapangan kerja masih mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut. Terlebih, meski perkiraan output 2025 bertahan positif, namun akan berkurang.
"Pertumbuhan permintaan baru tergolong rendah dan sangat bergantung pada permintaan domestik, sementara permintaan internasional yang lemah masih menghambat pertumbuhan," jelasnya.
Lebih lanjut, inventaris praproduksi turun dalam 6 bulan terakhir yang menunjukkan bahwa input langsung digunakan untuk produksi. Perusahaan juga mengurangi persediaan barang jadi, karena stok inventaris pasca produksi dikurangi pada Desember.
Kondisi yang juga perlu menjadi perhatian yaitu optimisme perusahaan manufaktur Asean pada bulan-bulan mendatang yang diprediksi akan tergerus ke posisi terendah dalam 8 bulan pertama.