Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal kabar banyak investor stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) atau charging station batal investasi di Indonesia.
Dugaan banyak investor mundur itu pertama kali disampaikan oleh Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto. Dia mengatakan, sejatinya, ada banyak investor SPKLU yang berminat investasi di Tanah Air, mayoritas berasal China, Eropa hingga Australia.
Kendati demikian, para investor SPKLU itu mengurungkan niatnya untuk berinvestasi di RI lantaran penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia masih minim.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi mengatakan bahwa penjualan kendaraan listrik (EV) di Indonesia meningkat seiring banyaknya pilihan dan harga yang kompetitif.
"Dari produsen-produsen makin banyak yang datang, semakin banyak yang available harganya 300-400 juta. Karena kalau dari perbandingan kemampuan daya beli masyarakat itu acceptable," kata Eniya di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Eniya pun memperkirakan jika permintaan EV ini makin banyak, maka harga kendaraan listrik pun akan turun lagi. Dengan begitu, pertumbuhan SPKLU pun akan meningkat.
Dia pun yakin investor akan berdatangan untuk berinvestasi membangun SPKLU. "Nah pastinya nanti makin lama, makin tumbuh untuk EV sehingga SPKLU-nya pasti juga akan tumbuh," ucap Eniya.
Sebelumnya, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengeklaim banyak investor SPKLU mengurungkan niat berinvestasi di Tanah Air lantaran penjualan EV yang masih minim.
Gaikindo mencatat total penjualan BEV di Indonesia sepanjang 2024 sebanyak 43.188 unit. Kontribusi penjualan BEV hanya 4,98% dari total penjualan mobil wholesales di RI sebanyak 865.723 unit.
"Investor SPKLU banyak ini yang mau masuk. Saya sudah dapat beberapa investor yang bilang minat [investasi], ada dari Eropa, China, dari Australia ada juga. Tetapi begitu mereka dengar angka penjualannya cuma 43.188 setahun, yah sedikit sekali," ujar Jongkie kepada Bisnis, dikutip Rabu (15/1/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan, selama 5 tahun terakhir periode 2020-2024, total jumlah mobil listrik yang beroperasi (unit in operation) sebanyak 71.378 unit. Hal itu membuat investor SPKLU ragu untuk menanamkan modalnya di RI.
"Unit in operation di seluruh Indonesia selama 5 tahun terakhir hanya sekitar 70.000-an. Kalau hanya segitu, nanti mereka berpikir berapa unit yang akan isi daya setiap hari? Bangkrut dong nanti, sudah investasi gede-gedean, beli lahan, pasang semuanya, tetapi mobilnya masih sedikit,” katanya.
Bukan hanya investor, menurut Jongkie, jika jumlah SPKLU di Indonesia masih sangat terbatas sehingga membuat masyarakat juga masih ragu-ragu untuk membeli mobil listrik.
"Mobil listrik masih perlu charging station, sedangkan charging station-nya sangat kurang. Orang kalau mau beli BEV kan pasti berpikir, akan ngecas di mana?" tuturnya.
ESDM Buka Suara Soal Banyak Investor SPKLU Mundur dari RI
Kementerian ESDM buka suara soal kabar banyak investor stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) batal investasi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
28 menit yang lalu
Ini Alasan RI Perketat Ekspor Limbah Sawit-Minyak Jelantah
34 menit yang lalu
Survei Robert Walters: 40% Profesional Minta Naik Gaji Tahun Ini
39 menit yang lalu