Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Infrastruktur Dipangkas, Penjualan Semen Diproyeksi Tumbuh Tipis

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memperkirakan penjualan semen dalam negeri tumbuh moderat di kisaran 1%-2% tahun ini.
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memperkirakan penjualan semen dalam negeri tumbuh moderat di kisaran 1%-2% tahun ini. Hal ini seiring adanya penurunan daya beli dan pemangkasan anggaran infrastruktur dan konstruksi pada proyek pemerintah. 

Ketua Umum ASI Lilik Unggul Raharjo mengatakan, pertumbuhan penjualan semen masih ditopang peluang dari target pertumbuhan ekonomi 5% tahun ini dan program 3 juta rumah yang tengah digencarkan. Sejumlah proyek infrastuktur pelabuhan, bendungan, hingga tol juga masih berlanjut meski anggaran dipangkas.

"Jika melihat tren perkembangan penjualan semen di dalam negeri, dan penurunan anggaran konstruksi nasional, namun adanya rencana proyek pembangunan 3 juta rumah, kita masih optimistis penjualan semen dalam negeri pada tahun 2025 akan tumbuh sekitar 1%-2%," kata Lilik kepada Bisnis, dikutip Selasa (4/2/2025). 

Penjualan semen pada 2025, baik dalam negeri maupun ekspor, diperkirakan mencapai 77 juta ton dengan utilisasi industri semen 65%. Dari jumlah tersebut porsi penjualan semen kantong diperkirakan sekitar 70% dan semen curah 30%.

Lilik menerangkan, penjualan semen hingga akhir 2024, mengalami penurunan 0,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun, volume penjualan semen dalam negeri pada 2024 sebesar 64,9 juta ton, turun 0,9% jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 65,5 juta ton. 

Sementara itu, untuk ekspor mengalami kenaikan 10,4% menjadi 11,9 juta ton. Dalam catatan ASI, konsumsi semen kantong turun 3,1% dan semen curah naik 4,4%. 

Meski turun, utilisasi industri mencapai 56,5%, sedikit lebih tinggi dari tahun 2023 dikarenakan ekspor meningkat, tetapi masih lebih rendah dibandingkan tingkat utilisasi tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.

Untuk diketahui, kapasitas terpasang industri semen nasional yang hingga saat ini telah mencapai 119,9 juta ton per tahun. 

“Turunnya penjualan semen lebih banyak disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, di samping pada sektor konstruksi terpicu mulai melambatnya permintaan semen dari proyek-proyek pemerintah baik di Jawa maupun wilayah lainnya seperti proyek pembangunan Ibu Kota Negara [IKN] Nusantara di Kalimantan Timur," jelasnya. 

Secara terperinci, dia menerangkan wilayah pasar utama semen seperti Jawa tahun ini mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1% dengan volume mencapai 33,5 juta ton, hampir sama dengan pencapaian tahun 2023. 

Di wilayah Kalimantan pada 2024 masih tumbuh sebesar 11,2%, lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2023 yang mencapai 22,1%. Hal ini disebabkan karena mulai melambatnya pembangunan seiring dengan kebijakan pemerintah yang mengurangi anggaran untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur di IKN.

Lebih lanjut, penjualan semen di Bali dan Nusa Tenggara pada 2024 tumbuh sebesar 3,3% dibandingkan tahun 2023 mencapai 15,8%, yang lebih banyak disebabkan karena beberapa proyek penunjang sektor pariwisata yang tetap berjalan. 

"Kondisi di wilayah lainnya seperti Sumatra, Sulawesi, Maluku dan Papua tidak jauh berbeda yang secara umum cenderung mengalami penurunan," tuturnya. 

Dia juga menerangkan, penjualan ekspor terus melaju meskipun pelemahan ekonomi global masih berlanjut, terutama di beberapa negara yang menjadi pasar utama ekspor seperti Bangladesh, Australia, dan Taiwan. 

Hingga akhir tahun 2024, total ekspor semen dan clinker mengalami pertumbuhan sebesar 10,4% dengan total volume sebesar 11,9 juta ton. Hal ini dipicu dari masih tingginya permintaan clinker di pasar-pasar tradisional di luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper