Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang akan mengarahkan para pejabat untuk menciptakan sovereign wealth fund (SWF) bagi AS, menindaklanjuti gagasan yang dilontarkannya selama kampanye presiden.
“Kami memiliki potensi yang luar biasa,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval ketika dia mengumumkan langkah tersebut, dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025).
Trump mengatakan tindakan tersebut akan menjadikan Menteri Keuangan Scott Bessent dan Howard Lutnick, calon Menteri Perdagangan, sebagai ujung tombak upaya tersebut.
Bessent, yang bergabung dengan Trump di Oval Office, mengatakan dana tersebut akan dibentuk dalam 12 bulan ke depan, dan menyebutnya sebagai isu yang sangat penting secara strategis.
Teks dokumen yang ditandatangani Trump tidak segera tersedia, dan tidak jelas bagaimana sovereign wealth fund tersebut akan didanai. Adapun, Trump pada masa kampanye menjanjikan dana tersebut akan menjadi sovereign wealth fund yang terbesar.
Sementara itu, Lutnick menyarankan dana tersebut dapat digunakan untuk memfasilitasi penjualan TikTok, yang saat ini beroperasi di AS berkat perpanjangan yang ditandatangani oleh Trump untuk memperpanjang batas waktu penjualan atau penutupan paksa.
Baca Juga
Dia juga mengatakan pemerintah AS dapat memanfaatkan ukuran dan skalanya mengingat bisnis yang mereka lakukan dengan perusahaan-perusahaan, dengan mengutip produsen obat-obatan sebagai contohnya.
“Jika kita ingin membeli dua miliar vaksin Covid, mungkin kita harus memiliki surat perintah dan ekuitas di perusahaan-perusahaan ini,” katanya.
Para penasihat Trump sebelumnya telah membahas rencana untuk menggunakan US International Development Finance Corp. Atau DFC untuk bermitra dengan lembaga-lembaga besar guna memanfaatkan kekuatan ekonomi AS.
Beberapa tokoh yang mendorong pembicaraan mengenai penggunaan DFC sebagai SWF dan alat untuk mengubah pendekatan AS terhadap bantuan luar negeri adalah Elon Musk dan Stephen Feinberg, miliarder salah satu pendiri Cerberus Capital Management, yang telah dicalonkan Trump sebagai wakil Menteri Pertahanan, menurut orang-orang dekat yang dekat dengan tim transisi presiden sebelum menjabat.
Trump mengatakan dia mencalonkan Ben Black – putra salah satu pendiri Apollo Global Management, Leon Black – untuk memimpin DFC.
Trump melontarkan gagasan soal SWF dalam pidatonya di New York selama kampanye pada September 2024 lalu. Kala itu, Trump mengusulkan penyaluran dana dari tarif ke dalam SWF yang dapat diinvestasikan di pusat manufaktur, pertahanan, dan penelitian medis.
“Kami akan membentuk SWF Amerika untuk diinvestasikan dalam upaya nasional yang besar demi kepentingan seluruh rakyat Amerika,” kata Trump pada saat itu dan menyarankan agar Wall Street dan para pemimpin perusahaan di acara tersebut dapat berperan, membantu untuk menasihati dan merekomendasikan investasi.
Adapun, sovereign wealth funds umumnya ada di negara-negara yang memiliki cadangan devisa besar, seperti China, atau pendapatan dari penjualan minyak atau komoditas lainnya, seperti Norwegia dan Arab Saudi.
Uang tersebut kemudian diinvestasikan dalam segala hal mulai dari saham dan obligasi hingga infrastruktur dan teknologi. Di antara yang terbesar adalah Norges Bank Investment Management milik Norwegia senilai US$1,8 triliun, China Investment Corp. senilai US$1,3 triliun, dan Otoritas Investasi Abu Dhabi senilai US$1,1 triliun.
“Kami akan memonetisasi sisi aset neraca AS untuk rakyat Amerika. Ini akan menjadi kombinasi aset likuid, aset yang kami miliki di negara ini saat kami berupaya untuk memberikannya kepada rakyat Amerika," ujar Bessent
Mantan Presiden Joe Biden juga telah menyusun proposal untuk menciptakan dana yang akan diinvestasikan pada kepentingan keamanan nasional, termasuk teknologi, energi, dan hubungan penting dalam rantai pasokan.
Saat ini, ada 20 negara bagian AS yang memiliki sovereign wealth fund, yang umumnya didanai oleh komoditas atau tanah, yang bisa menjadi model. SWF terbesar di AS adalah Alaska Permanent Fund, yang dimulai pada tahun 1976, dan saat ini mengelola sekitar US$82 miliar.
Contoh terbaru adalah Legacy Fund di Dakota Utara senilai US$11,5 miliar, yang dibentuk pada 2010.
North Dakota menyetor 30% pendapatan pajak minyak dan gasnya ke dana tersebut setiap bulan. Selama siklus anggaran dua tahun mana pun, negara bagian dapat mengakses 5% dana untuk membantu membiayai proyek dan memberikan keringanan pajak.
Dana tersebut membantu Dakota Utara mengumumkan rencana akhir bulan lalu untuk menghapuskan pajak properti bagi pemilik rumah selama dekade berikutnya.