Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Sebut Jakarta Masih Jadi Magnet Urbanisasi

Masih banyak warga dari berbagai daerah kembali ke Jakarta untuk mencari peluang kerja, baik di sektor rumah tangga maupun industri.
(Kiri-kanan) WKU Koordinator Bidang Investasi Hilirisasi dan Lingkungan Hidup Bobi Gafur Umar, Ketua Umum Kadin Anindya Novyan Bakrie, dan WKU Koordinator Organisasi Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah Erwin Aksa saat ditemui usai Pengukuhan Dewan Pengurus Kadin periode 2024 - 2029 di Jakarta, Jumat (14/3/2025)/Bisnis-Alifian Asmaaysi
(Kiri-kanan) WKU Koordinator Bidang Investasi Hilirisasi dan Lingkungan Hidup Bobi Gafur Umar, Ketua Umum Kadin Anindya Novyan Bakrie, dan WKU Koordinator Organisasi Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah Erwin Aksa saat ditemui usai Pengukuhan Dewan Pengurus Kadin periode 2024 - 2029 di Jakarta, Jumat (14/3/2025)/Bisnis-Alifian Asmaaysi

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan arus urbanisasi masyarakat ke Jakarta masih akan tinggi untuk mencari peluang kerja di berbagai sektor 

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup Kamar Dagang dan Industri di Indonesia Bobby Gafur Umar mengatakan masih banyak warga dari berbagai daerah kembali ke ibu kota untuk mencari peluang kerja, baik di sektor rumah tangga maupun industri. 

Menurutnya kawasan seperti Bekasi, Karawang, hingga Tangerang masih menjadi kantong industri aktif yang terus menyerap tenaga kerja.

Namun sejumlah tantangan juga hadir. Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta yang relatif tinggi membuat industri padat karya mulai bergeser ke wilayah lain seperti Jawa Tengah dan Sumatra, di mana biaya operasional jauh lebih rendah. 

“Kalau untuk pabrik padat karya seperti garmen, lebih cocok ke daerah dengan UMR lebih murah,” ujarnya kepada Bisnis dikutip, Jumat (18/4/2025).

Dengan meningkatnya biaya tenaga kerja dan lahan, Bobby memproyeksikan Jakarta ke depan akan lebih berfokus pada sektor jasa, perdagangan, dan keuangan. Sektor-sektor ini dinilai lebih sesuai dengan karakter Jakarta yang memiliki infrastruktur matang dan jaringan bisnis yang luas.

Namun demikian, pemerintah perlu menyiapkan strategi untuk menghadapi urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang terus berlangsung. 

Penyediaan hunian vertikal dan transportasi publik yang terintegrasi menjadi kunci menghindari kemacetan dan penurunan kualitas hidup. 

“Harus ada integrasi transportasi. Kalau tidak, semua orang pakai kendaraan sendiri dan macet makin parah,” jelasnya.

Di sisi lain, tantangan global seperti perang, kontraksi ekonomi, dan digitalisasi mendorong banyak perusahaan melakukan efisiensi. Ini termasuk pemangkasan jam kerja hingga adopsi teknologi robotik.

“Trennya mulai bergeser, dari tenaga kerja manual ke sistem otomatis dan kerja jarak jauh. Jakarta akan mengalami pergeseran itu lebih cepat,” imbuhnya.

Meski demikian, optimisme tetap tumbuh. Bobby menyebut jika pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga di angka 5%, arus tenaga kerja ke Jakarta dan sekitarnya akan tetap tinggi, terutama untuk sektor jasa dan perdagangan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper