Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan asal China, Dalian Bingshan Engineering & Trading Co., Ltd., menggandeng PT Thermo Asri Makmur (TAM) untuk memperkuat bisnis rantai dingin (cold chain) di Tanah Air.
Keduanya membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bernama PT Bingshan Makmur Indonesia (BMI) yang diresmikan pada Sabtu (10/5/2025) di ajang International Indonesia Seafood & Meat (IISM) Expo dan Indonesia Cold Chain Expo di Jakarta.
Jason Halim, Direktur Utama PT Bingshan Makmur Indonesia mengatakan JV ini merupakan sinergi antara teknologi global dan kapabilitas layanan lokal. Perusahaan menargetkan menjadi penyedia solusi rantai dingin yang efisien, ramah lingkungan, dan andal.
Adapun bisnis rantai dingin atau cold chain bertujuan untuk mendukung pertumbuhan sektor makanan beku, minuman, makanan laut, logistik, dan farmasi di Indonesia.
“Dengan terbentuknya Bingshan Makmur Indonesia, kami berharap menjadi mitra terpercaya bagi industri di Indonesia dalam menjaga kualitas dan kesegaran produk mereka dari hulu ke hilir,” kata Jason Halim dalam keterangannya, Sabtu (10/5/2025).
Sebagai informasi, Thermo Asri Makmur (TAM) adalah perusahaan Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di bidang pendingin transportasi. Sementara itu, Dalian Bingshan Engineering & Trading Co., Ltd. merupakan perusahaan rekayasa pendingin asal China, dengan pengalaman proyek berskala besar di lebih dari 60 negara.
Baca Juga
BMI pun menampilkan beberapa produk unggulan dari Bingshan, seperti cold room skala kecil untuk bisnis kecil, freezer dapur untuk usaha katering, dan unit kondensasi luar ruangan 20 hp (OCU) untuk proyek HVAC berskala industri.
Direktur BMI dan perwakilan dari Bingshan, Wang Feng, menambahkan Grup Bingshan telah memiliki banyak perusahaan patungan di China bersama perusahaan seperti Panasonic, Fuji, dan BAC.
"Namun, kami memilih Indonesia sebagai lokasi internasional pertama kami. Hal ini mencerminkan keyakinan kami terhadap Indonesia dan komitmen jangka panjang kami untuk melayani pasar ini,” ujar Wang Feng.
Adapun menurut Mordor Intelligence, pasar logistik rantai dingin Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 10% selama periode 2025 hingga 2030.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap penyimpanan dan transportasi dengan suhu terkontrol pada sektor-sektor utama seperti makanan dan minuman, farmasi, dan pertanian.
Sementara itu, berdasarkan riset dari MarkNtel Advisors, industri rantai dingin Indonesia diperkirakan akan mencapai ukuran pasar sebesar US$5,2 miliar pada 2030, meningkat dari US$3 miliar pada 2024.