Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengungkap pemerintah Amerika Serikat (AS) ingin memperluas produk susu dengan masuk ke pasar Indonesia untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah Kadin Erwin Aksa mengatakan pemerintah AS ingin membuka pasar dan memperluas pasar agrikultur ke Indonesia, seperti daging sapi, gandum, kedelai, hingga susu.
Terlebih, lanjut dia, impor susu di Indonesia saat ini masih didominasi oleh Australia dan Selandia Baru.
“AS mau masuk ke pasar Indonesia, karena pasar Indonesia besar, konsumsi [susu] per kapita kita baru 1 tetes per orang. Berarti 1 gelas per hari per orang berapa banyak susu yang dibutuhkan,” kata Erwin dalam konferensi pers Hasil Lawatan Ketua Umum Kadin Indonesia ke AS di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Namun, Erwin mengungkap hambatan non-tarif seperti asesmen yang membutuhkan waktu 3 tahun dinilai terlalu lama dan menjadi perhatian bagi pengusaha dan pemerintahan AS.
Nantinya, dia menyampaikan pemerintah akan mengimpor produk susu bubuk dari AS, sama seperti dari Australia dan Selandia Baru. Erwin menjelaskan impor susu dalam bentuk bubuk ini lebih efisien dan menghemat biaya produksi.
Baca Juga
Erwin menjelaskan perluasan impor produk susu dari AS ini dilakukan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia—AS.
“Kami diharapkan bisa mengimpor susu lebih banyak dari mereka [AS], US$18 miliar agar terjadi balance of trade. Kita impor agrikultur mereka kalau tidak salah US$3 miliar, kita ekspor kelapa sawit kita ke AS sekitar US$9 miliar, dari sana terjadi defisit,” terangnya.
Selain susu, Erwin menambahkan pemerintah AS juga menyoroti hambatan non-tariff barrier lainnya yang mengakibatkan barang-barang dari AS tidak bisa masuk ke Indonesia, seperti label halal untuk daging yang dilaporkan oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR).
“Daging dari Amerika bukan tidak sehat masuk ke sini, tapi dianggap tidak dipotong secara halal. Makanya Badan Halal kita di Indonesia ingin berkunjung ke sana untuk melihat dan melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga halal yang ada di AS,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin 2024–2029 Anindya Bakrie menuturkan pengusaha AS ingin mengekspor komoditas yang berhubungan dengan protein, seperti susu, kedelai, hingga daging. Sejumlah komoditas pangan ini sejatinya juga dibutuhkan untuk program makan bergizi gratis (MBG) di Indonesia.
“Kalau misalnya dari AS kompetitif harganya ayo, karena bagus untuk mereka dan kami juga butuh, itu kami tanda tangan dengan US Dairy Export Council dan National Milk Producer Federation,” tandas Anin.