Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perminyakan Iran melaporkan sejumlah fasilitas minyak dan gas (migas) penting mengalami kerusakan setelah diserang Israel, akhir pekan lalu. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kekacauan pasar energi global.
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (16/7/2025) menyebutkan pada Sabtu malam sebelumnya Israel telah menyerang depot bahan bakar utama Iran dan kilang minyak di ibu kota Teheran terbakar. Petugas pemadam kebakaran masih berupaya mengendalikan api.
Tak hanya itu, setelah penyerangan Israel yang menyebabkan kebakaran besar, Iran juga menghentikan sebagian produksi di ladang gas terbesar di dunia, South Pars yang dikelola nya bersama Qatar.
Untuk diketahui, Israel disebut melancarkan serangan terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat, (13/6/2025) lalu yang menewaskan beberapa pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir. Aksi serangan balik pun dilakukan dengan mengirimkan rudal balistik dan pesawat nirawak ke sejumlah kota di Israel.
Menurut laporan media setempat, serangan Israel ke Iran telah menewaskan 80 orang, termasuk 20 anak-anak dan melukai 800 lainnya selama dua hari terakhir. Sementara, pihak berwenang Israel menyebut 10 orang tewas dan 180 orang terluka.
Serangan mendadak dari Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fasilitas energi Iran disebut akan mengancam dan mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah. Bahkan dapat mengguncang harga bahan bakar global, terlebih kedua negara saling mengancam dengan serangan yang lebih intens.
Baca Juga
Adapun, fasilitas energi krusial Iran yang dikonfirmasi hancur terbakar yaitu depot bahan bakar dan gas Shahran, barat laut Teheran tengah, dan salah satu kilang minyak terbesar Iran di Shahr Rey, di selatan kota.
Depot minyak Shahran merupakan salah satu pusat penyimpanan dan distribusi bahan bakar terbesar di Teheran. Depot ini memiliki kapasitas penyimpanan hampir 260 juta liter di 11 tangki.
Kilang Teheran, yang terletak di sebelah selatan Teheran, di distrik Shahr-e Rey, yang dioperasikan oleh Perusahaan Penyulingan Minyak Teheran milik negara, merupakan salah satu kilang tertua di negara itu, dengan kapasitas penyulingan hampir 225.000 barel per hari.
Sementara itu, serangan udara Israel juga menghantam ladang South Pars di lepas pantai provinsi Bushehr di selatan Iran. Ladang gas ini terbesar di dunia dan menjadi sumber dari dua per tiga produksi gas Iran untuk domestik.
Serangan tersebut memicu kerusakan signifikan dan kebakaran di fasilitas pemrosesan gas alam Fase 14 dan menghentikan platform produksi lepas pantai yang menghasilkan 12 juta meter kubik per hari, demikian laporan kantor berita semi resmi Tasnim.
Ladang gas lepas pantai South Pars di Teluk diperkirakan mengandung 1.260 triliun kaki kubik gas yang dapat dipulihkan, yang mencakup hampir 20% dari cadangan global yang diketahui.
Dalam serangan Israel yang terpisah, kebakaran dilaporkan terjadi di pabrik gas Fajr Jam, salah satu fasilitas pemrosesan terbesar Iran, juga di provinsi Bushehr, yang memproses bahan bakar dari South Pars.
Serangan terhadap kilang gas Fajr-e Jam di Provinsi Bushehr akan mengganggu pasokan listrik dan bahan bakar domestik Iran, khususnya untuk provinsi-provinsi selatan dan tengah, yang sudah mengalami tekanan besar.
Tak hanya berdampak ke domestik, serangan Israel terhadap fasilitas minyak dan gas di Iran juga memicu peningkatan harga hingga 9% pekan lalu. Analis juga mengkhawatirkan harga minyak akan kembali naik tajam minggu ini.