Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Usulan KUR 3%, Petani Tebu Harap Akses Lebih Mudah

Aptri menanggapi terkait usulan suku bunga KUR 3% bagi petani tebu guna meningkatkan produksi dalam negeri sekaligus mencapai swasembada gula.
Ilustrasi Petani Tebu - Istimewa
Ilustrasi Petani Tebu - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) menanggapi rencana pemerintah terkait usulan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) 3% bagi petani tebu guna meningkatkan produksi dalam negeri sekaligus mencapai swasembada gula.

Ketua Umum Aptri Soemitro Samadikun menyampaikan, program KUR 3% ini diharapkan dapat mudah diakses sehingga tidak memberatkan para petani tebu. Mengingat, tak semua petani tebu paham soal perbankan.

“Tentu tetap harus mengacu kepada syarat-syarat perbankan, tapi ojo angel-angel [red: jangan aneh-aneh],” kata Soemitro kepada Bisnis, dikutip Kamis (19/6/2025).

Dia juga mengharapkan agar sistem kuota atau pembatasan kredit tidak diberlakukan. Menurutnya, hal ini menghambat produktivitas lantaran petani tidak bisa mendapatkan modal yang cukup.

Selain itu, Soemitro meminta pemerintah agar Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) mendapat kesempatan mengajukan kredit untuk kelompoknya. Tentu dengan catatan tidak ada tumpang tindih antara yang sudah dibiayai KUR dengan yang dibiayai Koperasi.

“Kalau bisa juga ada kredit yang untuk koperasi, koperasinya petani. Misalnya koperasi dengan kredit murah juga, dan itu harus dengan pengawasan yang ketat, jangan salah sasaran,” usulnya.

Tak hanya soal KUR, Soemitro juga mengharapkan adanya perubahan dalam syarat penerima pupuk subsidi. 

Merujuk Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.1/2024 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, pupuk bersubsidi diperuntukan bagi petani dengan lahan paling luas dua hektare setiap musim tanam.

“Jangan dibatasi hanya untuk dua hektare. Petani tebu, untuk kelompok bisa 20, 30, 50, bahkan bisa 100 [hektare],” ujarnya.

Selain itu, pihaknya meminta pemerintah dapat membantu petani, termasuk melindungi pasar dari gula rafinasi yang mendapat rebate hingga gula impor ilegal.

“Jadi berikan pasar kita, supaya petani itu menjualnya juga lancar,” pungkasnya. 

Kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) mengusulkan agar suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani tebu diturunkan menjadi 3% dari sebelumnya 6%. Usulan itu dilakukan guna mendukung percepatan swasembada gula.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, usulan itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) pada Kamis (13/6/2025) untuk mendukung pencapaian swasembada gula. 

“Kalau bisa, [KUR] jangan 6% tapi 3%, itu usulan Pak Mentan [dalam rakortas],” kata Arief kepada Bisnis, dikutip Jumat (13/6/2025).  

Usulan tersebut telah disepakati dalam rakortas yang digelar bersama Kemenko Bidang Pangan dan kementerian/lembaga terkait pada Kamis (13/6/2025). Selanjutnya, usulan akan disampaikan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengingat skema KUR diatur oleh kementerian tersebut.

Selain mengusulkan pemangkasan suku bunga KUR untuk petani tebu, pemerintah juga tengah merombak sejumlah aturan untuk mendorong swasembada gula. 

Aturan itu yakni Peraturan Presiden (Perpres) No.40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) dan Keputusan Presiden (Keppres) No.15/2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.  

“Oleh karena itu, perlu disempurnakan Perpres No.40/2023 mengenai swasembada gula. Kemudian, Keppres No.15/2024 mengenai satgas percepatan swasembada gula,” kata Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper