Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya segara melakukan kunjungan ke Angola dan Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini dilakukan untuk mempelajari cara pembangunan kilang minyak berkapasitas 1 juta barel per hari.
Dia mengatakan, kilang yang bakal dibangun di beberapa daerah di Indonesia itu bakal berupa kilang portable. Sementara itu, saat ini Angola dan AS merupakan negara yang telah mengoperasikan kilang portable.
"Tim saya itu hari Jumat malam berangkat ke Angola dan ke Amerika untuk mengecek kilang yang portable itu, mereka [Angola dan AS] sudah dijalankan di sana seperti apa. Jadi sebelum kita jalan, kita ngecek dulu contohnya seperti apa, bagaimana cara operasinya, apakah sudah sesuai dengan ekspektasi kita atau belum," ujar Bahlil dalam acara dalam acara Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI, Selasa (24/5/2025).
Kilang portable mengacu pada alat atau mesin yang dirancang agar mudah dipindahkan dan digunakan di berbagai lokasi. Biasanya, kilang portable memiliki ukuran yang lebih kecil dan ringan
Dia menyebut, tim yang terbang ke Angola dan AS itu terdiri atas perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, SKK Migas, dan PT Pertamina (Persero).
Adapun, pemerintah telah mencanangkan pembangunan kilang 1 juta barel, kapasitas itu lebih besar dari rencana awal. Semula, pemerintah akan membangunan kilang berkapasitas 500.000 barel per hari. Kilang itu disebut akan dibiayai oleh investor dalam negeri, termasuk lewat BPI Danantara.
Pemerintah belum mengungkapkan secara resmi berapa biaya investasi dari pembangunan kilang berkapasitas 1 juta barel per hari ini. Namun, untuk pembangunan kilang berkapasitas 500.000 barel pemerintah mengklaim perlu investasi sebesar US$12,5 miliar atau setara Rp205,54 triliun (asumsi kurs Jisdor Rp16.443 per US$).
Dengan asumsi nilai yang sama, maka pembangunan kilang berkapasitas 1 juta barel itu membutuhkan investasi sekitar Rp411 triliun.
Baca Juga
Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan wacana pembangunan kilang berkapasitas 1 juta barel per hari itu bagian dari percepatan hilirisasi. Dia menegaskan bahwa wacana ini merupakan hasil rapat terbatas (ratas) implementasi teknis hilirisasi bersama Presiden Prabowo.
"Kita akan bangun [kilang minyak] kurang lebih sebesar 1 juta barel, dan itu akan kita lakukan di beberapa tempat, baik di Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku-Papua sehingga terjadi pemerataan," ujar Bahlil di Jakarta, Senin (10/3/2025).
Dia menyebut, salah satu pertimbangan peningkatan kapasitas kilang minyak ini yaitu adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi minyak dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan membangun terminal penyimpanan BBM (storage) dengan kapasitas yang sama dengan kilang.
"Karena kita masih impor 1 juta barel per hari," jelas Bahlil.