Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Dipangkas 100 Bps Sejak September 2024, Kenapa Suku Bunga Bank Lambat Turun?

BI telah memangkas BI Rate 100 bps sejak September 2024, namun suku bunga perbankan sulit turun karena transmisi penurunan belum efektif.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7/2025). / Bisnis-Himawan L. Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7/2025). / Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 100 basis poin (bps) sejak September 2024. Namun, efektivitas transmisi penurunan BI Rate masih harus dipercepat untuk suku bunga perbankan. 

Dalam agenda Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 19 dan 20 Agustus, Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan bahwa bank sentral kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5%.

Dia lalu menyampaikan bahwa pihaknya terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro market untuk memperkuat transmisi penurunan suku bunga acuan ke suku bunga pasar uang dan perbankan. 

Perry mengakui bahwa efektivitas transmisi penurunan suku bunga acuan yang telah dilakukan sejak September 2024 sebesar 100 bps belum berdampak besar pada suku bunga di perbankan. 

"Penurunan BI Rate sebesar 100 bps sejak September 2024 telah diikuti suku bunga pasar uang, meskipun langkah-langkah lebih lanjut perlu ditempuh untuk mempercepat penurunan suku bunga perbankan," terangnya melalui video conference, Rabu (20/8/2025). 

Di pasar uang, terang Perry, suku bunga Indonia terus menurun sejalan dengan penurunan BI Rate menjadi 5,25% pada Juli 2025 dan operasi moneter bank sentral. Penurunan terjadi dari 5,14% pada Juli 2025 lalu ke level 4,78% pada 19 Agustus 2025. 

Kemudian, suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9 dan 12 bulan juga menurun dari sebelum penurunan BI Rate pada Juli 2025 ke level per 15 Agustus 2025. 

Suku bunga SRBI tenor 6 bulan turun dari 5,85% ke 5,28%, sedangkan untuk tenor 9 bulan turun dari 5,86% ke 5,32%. Kemudian, suku bunga SRBI tenor 12 bulan turun dari 5,87% ke 5,34%. 

Tidak hanya itu, imbal hasil (yield) SBN untuk tenor 2 tahun turun dari 5,86% menjadi 5%. Lalu, yield SBN tenor 10 tahun menurun dari 6,56% menjadi 6,40%. 

Selanjutnya, efek pemangkasan BI Rate terang Perry juga mulai dirasakan oleh suku bunga deposito satu bulan yang mulai menurun dari 4,85% pada Juni 2025 menjadi 4,75% pada Juli 2025. 

Kendati demikian, bos bank sentral itu mengakui penurunan suku bunga kredit perbankan justru masih berjalan lambat pada Juli 2025. Suku bunga kredit perbankan tercatat pada periode itu sebesar 9,16% atau masih relatif sama dengan bulan sebelumnya. 

"Bank Indonesia memandang suku kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," pungkas Perry. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro