Bisnis.com, JAKARTA — Badan promosi perdagangan Chili, ProChili ingin memperkuat posisinya sebagai mitra dagang strategis di Indonesia melalui diplomasi kuliner.
Chili Trade Commissioner in Indonesia, Carlos Patricio Parraguez Bravo, menjelaskan bahwa diplomasi perdagangan bukan hanya soal membawa produk, tetapi tentang membangun koneksi yang relevan dengan pasar Indonesia.
Menurutnya diplomasi kuliner adalah jembatan budaya yang efektif. Melalui pengalaman rasa, Chili dapat memperkenalkan nilai-nilai kualitas, tradisi, dan inovasi.
Dia optimistis bahwa Indonesia adalah mitra strategis dan pintu masuk ideal ke Asia Tenggara.
"Dengan populasi besar dan peran sentral dalam perdagangan kawasan, kami melihat potensi jangka panjang untuk hubungan dagang yang saling menguntungkan,” jelasnya, Sabtu (30/8/2025).
Lebih jauh, dia memaparkan sepanjang 2024, nilai perdagangan Chili dengan negara-negara Asean mencapai US$4,4 miliar, dengan ekspor ke Indonesia khususnya senilai US$112 juta.
Baca Juga
Menurutnya produk unggulan seperti salmon senilai US$13 juta dan anggur senilai US$4 juta menjadi motor pertumbuhan yang masih menyimpan potensi besar untuk diperluas.
Oleh karena itu, pihaknya telah melakukan riset pasar yang komprehensif, berinteraksi langsung dengan komunitas bisnis lokal, dan menyesuaikan penawaran ekspor agar sesuai dengan preferensi budaya, tren konsumsi, serta regulasi yang berlaku.
"Kami juga mengidentifikasi sektor-sektor prioritas seperti makanan laut, wine, buah segar, dan layanan teknologi yang memiliki potensi tinggi di pasar Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menilai Chili dan Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang saling melengkapi. Chili dikenal sebagai eksportir utama dunia untuk produk agrifood seperti salmon, ceri, dan wine, sedangkan Indonesia merupakan pasar konsumen besar dengan pertumbuhan ekonomi stabil.
Sisi lain, dia menjelaskan bahwa ekspansi ke Asia Tenggara menghadapi tantangan, mulai dari perbedaan regulasi hingga preferensi konsumen lokal. Untuk itu, pendekatan yang ditempuh berbasis riset pasar, adaptasi produk, hingga kolaborasi erat dengan mitra lokal.
Strateginya, kata dia, untuk masuk ke pasar ini adalah dengan mengedepankan kualitas, keberlanjutan, dan transparansi. Produk Chili, tekannya, seperti seafood dan wine, dikenal karena standar keamanan dan sertifikasi internasional.
"Kami juga aktif dalam diplomasi kuliner dan storytelling produk, dalam bentuk cooking show, edukasi keanekaragaman produk wine untuk membangun koneksi emosional dengan konsumen Indonesia," imbuhnya.
Kerja Sama Bidang Teknologi
Selain produk-produk di atas, pihaknya juga ingin memperluas kerja sama ke sektor lainnya terutama teknologi berupa layanan berbasis teknologi di bidang agrikultur presisi, energi bersih, hingga solusi digital.
Dia memaparkan Chili memiliki infrastruktur digital yang kuat dan tingkat penetrasi internet tertinggi di Amerika Latin.
"Kami memanfaatkan platform digital untuk promosi produk, virtual matchmaking, dan analisis pasar. Teknologi juga memungkinkan kami mendukung UKM dalam ekspansi global secara lebih efisien dan terukur," imbuhnya.
Dia menargetkan dapat menciptakan kemitraan dagang baru, peningkatan volume ekspor, dan tindak lanjut berupa roadmap kerja sama bilateral dengan Indonesia setelah perhelatan Chile–Asean Business Summit mendatang, dari 8 September 2025 hingga 13 September 2025 di Indonesia dan Thailand.