JAKARTA: Daya saing industri komponen otomotif di Indonesia ternyata masih kalah dibandingkan dengan Thailand yang merupakan negara pesaing terdekat.
Rendahnya daya saing Indonesia itu disebabkan beberapa faktor seperti inefisiensi dan ketidaklengkapan pada struktur industrinya. Dengan kondisi tersebut, Indonesia diyakini masih sulit mengejar kesenjangan produksi kendaraan roda empat/lebih dari Negeri Gajah Putih itu.
Laporan The Thai Auto-Parts Manufacturers Association (Tapma) yang diperoleh Bisnis hari ini menyatakan sepanjang tahun lalu Thailand menempati posisi ke-13 dari sisi produksi mobil secara global sebesar 1,45 juta unit, sementara Indonesia hanya berada pada ranking ke-19 dunia yakni 837.948 unit.
Menurut analisis laporan tersebut, besarnya produksi mobil di Thailand ditunjang oleh lengkapnya fasilitas industri pendukung yang letaknya terintegrasi dengan industri perakitan (assembler companies) di dalam satu kawasan khusus.
Dengan keadaan tersebut, impor komponen dapat direduksi cukup signifikan karena hampir seluruh kebutuhan komponen umum dan utama telah mampu dipenuhi di dalam negeri.
Di Thailand, lanjut analisis tersebut, populasi perusahaan komponen pada 2011 mencapai 2.373 unit usaha. Populasi tersebut naik 11,26% dibandingkan dengan 2011 sebesar 2.133 unit. Kenaikan populasi tersebut telah mencakup 102 perusahaan komponen yang fasilitas produksinya rusak diterjang banjir pada Juli 2011.
Dari total unit usaha tersebut, sebanyak 1.641 unit berskala industri kecil menengah (IKM) yang bergerak pada lapis (tier) 1, 2 dan 3. Industri tier 1 merupakan sektor komponen inti, sedangkan tier 2 adalah komponen pelengkap dan tier 3 (tambahan).
Adapun, sebanyak 709 perusahaan komponen berskala besar yang bergerak pada lapis 1, 2 dan 3. Seluruh perusahaan komponen di Thailand menjadi pemasok untuk 23 produsen (agen tunggal pemegang merek/ATPM) di tempat itu.
Jika dibandingkan dengan Indonesia, populasi perusahaan komponen sangat kecil, atau 6,53% dari total kepadatan perusahaan komponen di Thailand. Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (Giamm) menyatakan hingga tahun ini, populasi pabrik komponen yang menjadi anggota Giamm tak lebih dari 155 unit usaha. (sut)