JAKARTA--PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana menggalang dana US$600 juta melalui skema penerbitan obligasi, penerbitan saham baru, dan pinjaman perbankan pada semester I/2013
Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar menyebutkan perseroan membutuhkan dana sekitar US$600 juta atau sekitar Rp 5,9 triliun untuk melakukan pengembangan usaha. Anggaran tersebut akan diperoleh melalui tiga skema dengan target dana masing-masing US$200 juta.
“Total yang dibutuhkan US$600 juta. ada penerbitan obligasi, right issue [penerbitan saham baru], masing-masing US$200 juta. Sisanya pinjaman sindikasi dengan yang kemarin,” ujarnya, Rabu (27/02).
Rencananya, perseroan akan menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah dan dolar Amerika Serikat masing-masing US$100 juta pada semester pertama tahun ini. Komposisinya masih bergantung pada kondisi pasar utang nasional.
Saat ini, emiten transportasi berpelat merah itu masih mempertimbangkan penjamin pelaksana emisi efek yang akan ditunjuk untuk mengurusi proses penerbitan obligasi.
“Obligasi rencananya ekuivalen US$200 juta, kami sedang diskusi dengan financial advisor. Nanti pembagian rupiah dan dolarnya secara pasti bergantung hasil diskusi dengan underwriter,” tuturnya.
Terkait rencana penerbitan saham baru, Emir mengaku perusahaan pelat merah itu tengah menunggu persetujuan dari para pemegang saham. Selanjutnya right issue akan dilakukan pada semester pertama 2013.
Seperti diketahui, perseroan telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melepas sahamnya sebanyak 40%.
Namun, Garuda akhirnya memutuskan menjual saham ke publik sebanyak 28% dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Dengan begitu, perseroan masih memiliki kesempatan melepas sebanyak 12% saham perseroan.
Oerseroan juga akan menggunakan fasilitas pinjaman sindikasi yang telah didapat pada November 2012 lalu. Sebelumnya Garuda memang mendapat fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$120 juta atau sekitar Rp1,15 triliun dari 7 lembaga perbankan. (if)