BISNIS.COM,SEMARANG -- Pemerintah akan serius mendorong pertumbuhan industri jamu nasional yang memanfaatkan bahan baku dalam negeri, guna menekan ketergantungan impor bahan baku obat-obatan yang semakin besar volume dan nilainya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Hatta Rajasa mengatakan pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan industri jamu nasional agar lebih dikembangkan hingga mampu menjadi pabrik besar yang memproduksi bahan baku, jamu dan obat-obatan herbal.
"Industri jamu nasional yang memanfaatkan bahan baku dari tanaman alami di tanah air ini perlu didukung dan industri jamu lain yang dikembangkan juga didorong pertumbuhannya, begitu juga pendirian pabrik bahan baku jamu/obat herbal, agar impor bahan baku obat-obatan yang luar biasa sangat besar dapat berkurang," ujarnya di sela kunjungan ke pabrik jamu PT SidoMuncul, di Desa Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (16/3).
Menurutnya, peluang pangsa pasar sangat besar di dalam negeri bagi produk perusahaan nasional, sehingga industri jamu didorong secepatnya dapat memanfaatkan peluang tersebut sebelumnya produk impor mendominasi pasar. Bahkan meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah yang berpendapatan US$12 sampai US$20 per bulan di Indonesia jumlahnya mencapai 131 juta orang dan mereka sangat potensial menjadi konsumen produk jamu dan obat herbal.
Masyarakat kelas menengah itu, lanjutnya, kini menginginkan pola hidup yang sehat mengikuti trend dunia yang mengarah ke pola pengobatan obat herbal berbahan baku tanaman obat alami, sehingga komsumsi jamu/obat herbal ke depan bakal meningkat luas biasa.
Dengan demikian, dia menambahkan pemerintah akan semakin serius mendorong perkembangan industri jamu dan pabrik farmasi yang mengandalkan bahan baku dari tanaman alami yang dimikiki di Indonesa.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan mendorong produk jamu nasional dapat menjadikan tuan rumah di negeri sendiri, mengingat Indonesia merupakan negara penghasil bahan baku jamu terbesar dunia dan tercatat memiliki sebanyak 30.000 jenis tanaman obat.
Tanaman obat alami sebanyak itu, baru 400 jenis di antaranya yang sudah dimanfaatkan untuk bahan baku jamu dan obat fitofarmaka, sementara China yang mengimpor bahan baku dari Indonesia, ternyata sudah mengakreditasi 5.000 tanaman obat.
Dirut SidoMuncul Irwan Hidayat mengatakan kalangan industri jamu yang jumlah cukup banyak kini sangat membutuhkan dukungan pemerintah untuk pengembangan terutama saintifikasi jamu.
"Kami berharap pemerintah bisa lebih membantu pabrik-pabrik jamu tradisional dan obat-obatan herbal untuk lebih maju, salah satunya dengan saintifikasi jamu," tuturnya.
Dia mengatakan industri jamu memiliki efek ekonomi secara ke bawah yang besar karena melibatkan banyak pekerja dalam proses produksinya dan ribuan petani yang ikut membudidayakan tanaman obat-obatan sebagai bahan baku jamu dan obat herbal.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya tidak saja berupaya untuk memperkuat pasar dalam negeri, tetapi mulai menggarap pasar ekspor di kawasan negara Eropa, yakni Inggris, Belanda dan Jerman. Produk unggulan Sido Muncul, seperti Kuku Bima dan Tolak Angin kini sudah tersedia di toko-toko milik orang Asia di negara-negara tersebut.
"Industri jamu dan obat herbal memiliki efek ke bawahnya dengan menyerap tenaga kerja yang sangat besar, mulai dari hulu hingga hilir, sehingga kontribusinya juga cukup besar bagi perekonomian nasional," ujarnya.
Menurutnya, mata rantai ekonomi yang panjang dalam industri jamu tradisional dan melibatkan ribuan pekerja untuk proses produksinya menjadikan industri itu patut diberi penghargaan, dipelihara, dan dibantu.
INDUSTRI JAMU: Pemerintah Dorong Pemanfaatan Bahan Baku Lokal
BISNIS.COM,SEMARANG -- Pemerintah akan serius mendorong pertumbuhan industri jamu nasional yang memanfaatkan bahan baku dalam negeri, guna menekan ketergantungan impor bahan baku obat-obatan yang semakin besar volume dan nilainya.Menteri Koordinator
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu